New York (ANTARA News) - Kurs dolar menguat terhadap mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena investor mempertimbangkan keputusan Amerika Serikat untuk menerapkan kembali sanksi-sanksi terhadap Iran.

Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan Senin (6/8) bahwa Amerika Serikat (AS) akan mengaktifkan kembali sejumlah sanksi terhadap sektor keuangan dan industri Iran mulai Selasa (7/8).

Tindakan tersebut, diikuti oleh serangkaian sanksi lain yang dijadwalkan untuk November. Itu akan membawa sanksi-sanksi AS terhadap Iran ke tingkat setara dengan yang terjadi sebelum kesepakatan multilateral utama dicapai pada 2015.

Sejumlah sanksi pertama menargetkan pembelian Teheran terhadap uang kertas AS, perdagangan emas dan logam mulia lainnya, serta penggunaan grafit, batu bara, aluminium dan baja dalam proses industri.

Putaran sanksi lainnya, yang akan diterapkan pada November, akan termasuk sektor pelabuhan, energi dan pengiriman, transaksi terkait perminyakan, dan transaksi asing dengan Bank Sentral Iran, menurut pernyataan itu.

Beberapa analis mengatakan bahwa ketidakpastian global adalah positif bagi dolar AS, karena greenback dilihat oleh beberapa investor sebagai mata uang "safe-heaven". Demikian seperti yang dikutip Xinhua.

Tidak ada data ekonomi utama yang keluar pada Senin (6/8).

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, meningkat 0,22 persen menjadi 95,3546 pada akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,1553 dolar AS dari 1,1579 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2943 dolar AS dari 1,3009 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7389 dolar AS dari 0,7404 dolar AS.

Dolar AS dibeli 111,39 yen Jepang, lebih tinggi dari 111,23 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9963 franc Swiss dari 0,9940 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3001 dolar Kanada dari 1,2981 dolar Kanada.

Baca juga: Emas jatuh ke terendah satu tahun tertekan penguatan dolar AS
 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018