Moskow (ANTARA News) - Rusia pada Senin mengaku telah memanggil duta besar asal Yunani untuk membalas keputusan Athena yang melakukan pengusiran terhadap dua diplomat asal Kremlin.

Pada Juli lalu, Yunani mengaku telah mengusir dua diplomat asal Rusia dan melarang dua orang lagi untuk memasuki negara tersebut karena mereka dituding telah berupaya menyuap sejumlah pejabat lokal.

Selain itu Yunani juga menuding Rusia telah menggerakkan sejumlah unjuk rasa di Yunani yang menentang masuknya Macedonia ke NATO.

Rusia membantah tudingan tersebut.

Persoalan Macedonia adalah persoalan yang sensitif bagi Yunani, mengingat kestabilan politik sangat penting bagi negara yang baru saja terlepas dari krisis utang tersebut. Koalisi pelangi yang digalang Perdana Menteri Alexis Tsipras di parlemen baru-baru ini kehilangan dua kursi di parlemen akibat keputusan penamaan ulang Macedonia.

Dia kini hanya didukung 152 dari total 300 anggota parlemen.

Keputusan Yunani untuk mengusir diplomat asal Rusia membuat hubungan kedua negara memanas.

Pada Senin, Kementerian Luar Negeri Rusia memanggil Duta Besar Yunani untuk Moskow, Andreas Friganas, dan menyerahkan sebuah catatan bertuliskan "ini balasan dari Rusia."

Kementerian Luar Negeri Rusia, sebagaimana dikutip oleh Reuters, tidak merinci siapa saja yang diusir atau kapan mereka harus meninggalkan negara tersebut.

Namun, kantor berita RIA Novosti --yang mengutip seorang sumber-- mengatakan bahwa Moskow mengusir perwakilan urusan dagang dan pejabat komunikasi kedutaan Yunani.

Selain itu, seorang pejabat senior dari Kementerian Luar Negeri Yunani juga dilarang memasuki Rusia, demikian tulis kantor berita RIA Novosti, yang mengutip sumber yang sama.

Duta besar Rusia untuk Yunani sempat mengatakan bahwa tudingan Athena "tidak masuk akal" dan menyatakan mereka telah bertindak tanpa bukti.

Penerjemah: GM Nur Lintang
 

Pewarta: antara
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2018