Sampang, (ANTARA News) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sampang, Jawa Timur, mencatat luas lahan tambak garam di daerah itu terus menyusut akibat beralih fungsi untuk perumahan.

"Saat ini luas lahan tambak garam produktif masyarakat dan perusahaan hanya sekitar 2.800 hektare," kata Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sampang Moh Machfud di Sampang, Selasa.

Ia menjelaskan setiap tahun terjadi penyusutan lahan tambak garam satu persen dari total luas lahan garam produktif di wilayah itu.

Selain dialihfungsikan untuk perumahan, penyusutan lahan garam di Sampang itu juga karena sebagian pemilik lahan menggunakannya untuk jenis usaha yang dinilai lebih menjanjikan.

"Stabilitas harga garam juga sangat mempengaruhi ketersedian luas lahan tambak garam. Pasalnya manakala harga garam kurang menjanjikan, mayoritas pemilik tambak garam kurang bergairah untuk mengelola lahan," katanya.

Sehingga sebagian lahan tambak garam dialihkan menjadi kawasan usaha yang memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi, semisal gudang, pertokoan, perumahan dan lain sebagainya.

Menurut Machfud, penyusutan lahan garam tambak garam di Sampang, Madura, itu terjadi di kawasan perkotaan sedangkan di daerah pedesan tetap.

Untuk itu, Mahfud meminta para petani garam bisa lebih semangat dan giat untuk terus meningkatkan produksi garam.

Awalnya, luas lahan tambak garam di Kabupaten Sampang mencapai 4.382,7 hektare dengan produksi 397.922 ton dengan rata-rata produktivitas tambak garam antara 80-100 ton per hektare. Luas lahan prospektif mencapai 173,7 hektare.

Potensi tambak garam di wilayah ini tersebar Kecamatan Camplong, Sampang, Pangarengan, Sreseh dan Kecamatan Jrengik dengan 219 kelompok usaha garam pada 2011.

"Tapi dari 4.000 hektare lebih lahan tambak garam yang ada di Sampang tersebut, saat ini tinggal 2.800 hektare dan ini jelas menyebabkan terjadi penurunan produksi garam tiap tahun," katanya.

Baca juga: Lahan tambak garam NTT capai 13.000 hektare

Pewarta: Abd Aziz
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2018