Kalau kita lihat komoditas harganya juga sudah mulai meningkat lagi. Barangkali otomotif yang masih lemah dan juga kimia karena konten impornya masih tinggi, tapi industri lain seperti makanan, pakaian, tekstil, cukup tinggi.
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani indrawati berharap investasi bisa kembali tumbuh mendekati level kisaran tujuh persen, seperti pada triwulan I-2018 yang mampu tumbuh hingga 7,95 persen.

"Saya tetap berharap investasi akan `recover` mendekati tujuh persen," ujar Sri Mulyani saat jumpa pers di Kantor Direktorat Jenderal Bea dan Cukai di Jakarta, Selasa.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada triwulan II-2018 tumbuh 5,27 persen secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 5,01 persen.

Pada triwulan II, investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sendiri tumbuh 5,87 persen. Dalam struktur Produk Domestik Bruto (PDB) , PMTB adalah penyumbang kedua terbesar setelah konsumsi Rumah Tangga (RT). PMTB berkontribusi sebesar 31,15 persen, sedangkan konsumsi RT sebesar 55,43 persen.

Dari sisi investasi, lanjut Sri Mulyani, ia melihat sebetulnya seluruh faktor yang mendukung untuk investasi tumbuh sudah ada didalamnya. Pertama, tumbuhnya indikator seperti impor bahan baku dan barang modal, di luar alat-alat militer.

Kemudian, kredit perbankan juga sudah di atas 10 persen, jauh dibandingkan sebelumnya yang tumbuh di kisaran 7-8 persen saja, didukung dengan tingkat kredit bermasalah yang juga relatif rendah.

"Jadi kalau kita lihat komoditas harganya juga sudah mulai meningkat lagi. Barangkali otomotif yang masih lemah dan juga kimia karena konten impornya masih tinggi, tapi industri lain seperti makanan, pakaian, tekstil, cukup tinggi. Ini yang kita harapkan di semester kedua akan lebih merata," katanya.

Ia juga menyinggung soal Pelaksanaan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atau yang dikenal dengan Online Single Submission (OSS) yang diluncurkan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, yang diyakini dapat membantu percepatan pengurusan perizinan bagi para investor, baik asing maupun domestik.

" Kita juga terus akan memperbaiki insentif kita, dan tentu kita berharap investor dapat melihat "opportunity" baik untuk domestic market maupun terutama untuk ekspor," ujarnya.

Dari sisi pertumbuhan ekonomi, Menkeu juga melihat saat ini sektor konstruksi sudah semakin meningkat, sektor perdagangan juga tetap stabil, jasa transportasi pun meningkat, ditengah masih belum terlalu tingginya pertumbuhan industri manufaktur akibat libur panjang.

"Jadi `overall" kita tetap optimis momentumnya akan tetap terjaga, tapi tentu ktia semua juga harus tingkatkan kewaspadaaan karena lingkungan juga berubah dan perubahan itu harus direspon dengan baik dan cermat oleh kita semua," kata Sri Mulyani.

Baca juga: Kepala BKPM harapkan peran diplomat garap investasi
 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2018