Pertumbuhan ekonomi yang temporer pada triwulan II 2018 itu akan memberikan beban pada triwulan III 2018
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati berpendapat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,27 persen (year-on-year/yoy) pada triwulan II 2018 hanya bersifat temporer.

Ditemui usai seminar di Jakarta, Selasa, Enny menjelaskan pertumbuhan triwulan II 2018 bersifat temporer karena konsumsi rumah tangga sebagai sumber pertumbuhan terbesar hanya didorong belanja pemerintah yang tidak berkesinambungan.

Ia menyoroti adanya ketidakcocokan (mismatch) berupa peningkatan konsumsi yang tidak dibarengi dengan peningkatan produksi.

Padahal, belanja pemerintah seharusnya dapat menjadi stimulus baik ke sektor produktif maupun konsumtif.

"Bantuan sosial untuk mendorong konsumsi tidak apa-apa, tetapi harus paralel dengan produksi," kata Enny.

Ia menduga peningkatan konsumsi yang tidak dibarengi laju pertumbuhan di sektor produksi terjadi karena uang dari program padat karya tunai tidak dibelanjakan ke sektor industri dalam negeri.

Stimulus belanja dari impor tidak memberikan efek berganda (multiplier) bagi sektor produksi.

Selain itu, Enny juga menilai adanya produksi yang masuk ke inventori atau cadangan yang tidak terjual. Inventori tersebut dapat dihitung dari selisih antara PDB pengeluaran dengan PDB sektoral.

Laju pertumbuhan PDB komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan II 2018 tercatat 5,14 persen (yoy). Angka tersebut lebih besar dibandingkan triwulan I 2018 4,95 persen (yoy).

Sementara laju pertumbuhan PDB menurut lapangan usaha untuk komponen industri pengolahan pada triwulan II 2018 tercatat 3,97 persen (yoy), atau lebih rendah dibandingkan 4,56 persen (yoy) pada triwulan I 2018.

"Variabel ekonomi itu saling kait mengait. Ketika ada konsumsi meningkat, idealnya produksi juga meningkat. Namun di sini ada mismatch berupa peningkatan konsumsi tetapi produksinya justru bukannya naik malah turun," kata Enny.

Ia mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang temporer pada triwulan II 2018 itu akan memberikan beban pada triwulan III 2018 karena minimnya sumber pendapatan untuk konsumsi.

Baca juga: Menkeu: momentum pertumbuhan konsumsi harus dijaga
Baca juga: BPS: Ekonomi Indonesia tumbuh 5,27 persen

 

Pewarta: Roberto Calvinantya Basuki
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018