Jakarta, (ANTARA News) - Kementerian Pertanian melalui kegiatan Dukungan Inovasi Pertanian di Wilayah Perbatasan (DIP-WP) mendukung Lumbung pangan berorientasi ekspor -WP, dengan pengembangan dan penanaman holtikultura seperti pohon jeruk di kabupaten Keerom Papua. 

Dalam siaran pers tang diterima Antara Jakarta, Kamis (9/8), Kementerian Pertanian melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Papua pada tahun 2018 melakukan kegiatan perbenihan jeruk di dua kabupaten yakni Keerom dan Nabire sebanyak 25.000 bibit. Masing-masing 10.000 bibit untuk Kabupaten Keerom dan 15.000 bibit untuk Kabupaten Nabire.  

Potensi wilayah Kabupaten Keerom selain bersumber pada kekayaan sumber daya mineral, tanaman pangan, perkebunan sawit dan kehutanan, hal lain yang potensial untuk dikembangkan di Keerom adalah tanaman hortikultura.(https://papua.go.id/view-detail-kabupaten-231/Potensi-kab-Keerom.html).

Berdasarkan catatan Balai Karantina Pertanian Jayapura, produksi jeruk keerom mengalahkan jeruk nabire dalam beberapa tahun terakhir untuk tujuan pemenuhan pasar di wilayah Jayapura dan sekitarnya dan bahkan untuk pengiriman ke daerah tambang PT Freeport di Mimika.

Berangkat dari data yang ada dengan memperhatikan topografi dan iklim wilayah Kabupaten Keerom yang merupakan lahan dengan kemiringan sekitar 52,2 persen dengan curah hujan <1.000 mm per tahun daerah ini cocok untuk pengembangan komoditas jeruk bersama dengan Nabire.

Kabupaten Keerom secara geografis berbatasan langsung dan berada memanjang di daerah perbatasan Republik Indonesia dengan Negara Papua New Guinea (PNG) memiliki luas 9.365 Km2. Dengan posisinya sebagai salah satu teras depan NKRI, daerah terluar Republik Indonesia ini perlu didorong untuk menghasilkan produk berorientasi ekspor.

Selain dari sisi pemenuhan kebutuhan pangan yang diwujudkan dengan program berkelanjutan. Kepala BPTP Papua,  Muhammad Thamrin  mengatakan bahwa masalah pertanaman jeruk seperti juga terjadi di beberapa sentra jeruk di Indonesia adalah penyakit terutama virus CVPD.

Hal ini juga dipengaruhi oleh penggunaan tanaman yang tidak jelas asal usulnya, tidak memenuhi kriteria benih yang baik untuk ditanam sehingga menyebarkan virus. Bibit jeruk yang diserahkan oleh BPTP Papua merupakan bibit unggul dengan batang bawah JC (japanese cytrus) yang tahan kekeringan dan genangan air dan batang atas Pontianak Siam adaptif di Papua dan agak tahan gangguan OPT.

Kementerian Pertanian akan menambah kegiatan perbenihan ini menjadi 2 juta bantuan benih seluruh Indonesia pada 2019.

“Semoga benih jeruk ini bermanfaat bagi masyarakat Kabupaten Keerom untuk meremajakan kebunnya kembali dan mengisi kebunnya agar berproduksi maksimal,” kata Thamrin.

Selain bantuan bibit tanaman jeruk, BPTP juga menyerahkan bantuan berupa benih pepaya sebanyak 6.000 benih siap tanam.

“Apresiasi yang tinggi untuk BPTP Papua, dengan pemberian benih unggul ini diharapkan bisa mengisi kebutuhan masyarakat akan buah-buahan komoditas jeruk dan pepaya terutama sebentar lagi kita punya hajat bersama yakni PON di Papua tahun 2020" kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Keerom, Yuda Ansaka,

Dengan bantuan dari Kegiatan Perbenihan Kementerian Pertanian melalui BPTP Papua ini semoga bisa menambah produksi jeruk dan pepaya sehingga bisa masuk mengisi pasar lokal di Papua dan Papua Barat bahkan bisa mengirim ke negara tetangga, Papua Nugini.

Pewarta: Jaka Sugianta
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018