"Kami yang mengelola, memotret, membuatkan konten, sampai operasional dan distribusi," kata Kepala Pengembangan Bisnis Travelio Property Management, Felicia Gautama, saat acara jumpa pers di Jakarta, Kamis.
Mirip dengan layanan apartemen, serviced apartment, properti yang terdaftar dalam layanan ini akan diberlakukan sistem masuk-keluar, check-in dan check-out, layaknya di hotel. Perbedaannya, jika serviced apartment kamar dibersihkan setiap hari, seperti di hotel, Travelio hanya membereskan kamar pada saat ada check-in dan check-out.
Jumlah properti yang mereka terima pun beragam, mulai dari individu yang hanya memiliki satu unit apartemen hingga perusahaan yang memiliki satu gedung. Serviced apartment pada umumnya terdiri dari satu gedung.
Saat ini Travelio hanya mengelola apartemen untuk bergabung dengan Property Management, yang memenuhi standard yang telah ditetapkan dan baru tersedia untuk wilayah Jakarta.
Travelio berniat melebarkan model bisnis ini ke wilayah Bandung dan Surabaya mulai Agustus ini. Sejak berjalan pada 2016 lalu, Travelio Property Management sudah mengelola sekitar 600 properti, baik milik individu maupun perusahaan.
Salah seorang pendiri Travelio, Hendry Rusli, menyatakan mereka sejak 2016 fokus mengembangkan model bisnis ini, disamping model listing, penyewaan penginapan individual yang pengelolaannya sepenuhnya diserahkan pada pemilik properti, seperti di Airbnb.
Pengguna jasa Travelio pada umumnya menyewa penginapan untuk jangka pendek, misalnya secara harian untuk keperluan liburan. Tapi, Travelio berencana mengubah posisi mereka menjadi layanan properti untuk real-estate, bukan lagi untuk tujuan wisata.
"Ke depannya, kami akan bergerak ke penyewaan jangka panjang, tidak menutup kemungkinan sebagai platform jual-beli," kata Hendry.
Travelio sejak berdiri pada 2015 lalu mencatat ribuan properti yang tergabung dalam model listing mereka, dengan cakupan wilayah Jakarta, Tangerang, Bekasi, Surabaya dan Bandung.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018
