New Delhi, India (ANTARA News) -  Sebanyak 22 orang telah meninggal dan beberapa orang lagi hilang akibat banjir dan tanah longsor, yang dipicu oleh hujan lebat, di Negara Bagian Kerala, India Selatan, dalam 24 jam terakhir ini, kata beberapa pejabat, Kamis.

Korban tewas dilaporkan dari Kabupaten Idukki, Malappuram, Koshikode, Wayanad dan Ernakulam.

"Dengan dua lagi korban meninggal dilaporkan dari Kabupaten Ernakulam, jumlah seluruh orang yang meninggal sekarang telah naik jadi 22. Sebelumnya 11 orang meninggal di Idukki, sementara enam orang lagi kehilangan nyawa mereka di Malappuram, dua di Kozhikode dan satu di Wayanad," kata seorang pejabat penanganan bencana.

"Beberapa daerah dataran rendah telah direndam banjir. Sejumlah orang juga hilang di Kabupaten Palakkad, Wayanad dan Kozhikode. Beberapa tim Pasukan Bantuan Bencana Nasional (NDRF) telah dikerahkan ke negara bagian itu," ia menambahkan, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis malam.

Beberapa pejabat penerbangan mengatakan dampak hujan lebat telah membuat dibatalkannya penerbangan untuk sementara di Bandar Udara Internasional Cochin di negara bagian tersebut, yang berada di dekat Sungai Periyar, karena khawatir akan banjir sebab saluran Bendungan Idukki dibuka.

"Tapi semua penerbangan sekarang telah dilanjutkan, mengingat meningkatnya keadaan," kata seorang juru bicara bandar udara.

Stasiun televisi lokal melaporkan bahwa sekolah dan perguruan tinggi telah ditutup di banyak wilayah negara bagian itu dan lomba perahuan tahunan, Nehru, di Kabupaten Alappuzha telah ditunda karena hujan lebat mengguyur Kerala.

Kepala Menteri Negara Bagian Pinarayi Vijayan menyatakan banjir terjadi karena dibukanya banyak bendungan di seluruh Kerala akibat naiknya permukaan air di bendungan utama.

"Kondisi di negara bagian benar-benar serius. Kami dipaksa membuka 22 bendungan di negara bagian akibat hujan terus-menerus. Situasi seperti itu tak pernah terjadi dalam satu tahun belakangan ini. Ini benar-benar tak pernah terjadi sebelumnya," kata Kepala Menteri tersebut kepada media di Ibu Kota Negara Bagian itu, Thiruvananthapuram.

Di antara 22 bendungan yang dibuka ialah Bendungan Cheruthoni --salah satu bendungan lengkung terbesar. Itu adalah untuk pertama kali bendungan tersebut dibuka sejak 1992.

Selain pengerahan NDRF, pemerintah negara bagian itu telah meminta bantuan militer India.

"Bantuan telah diminta dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, NDRF. Tiga tim NDRF berada di Alappuzha, Wayanad dan Kozhikode. Dua tim lagi telah bergerak. Sebanyak enam tambahan telah diminta untuk dikirim ke Kerala. Bantuan dari Angkatan Laut telah diminta untuk mengungsikan orang yang terjebak di Wayanad," kaa Vijayan.

Para pejabat prakiraan cuaca telah memperkirakan hujan masih mengguyur dalam 24 jam ke depan. "Hujan lebat lain diperkirakan mengguyur negara bagian ini dalam 24 jam ke depan. Nelayan telah diminta untuk tidak melaut," kata seorang pejabat prakiraan cuaca.

Lebih dari 40 orang meninggal di negara bagian tersebut dalam peristiwa yang berkaitan dengan hujan pada Juli.

Penerjemah: Chaidar Abdullah

Pewarta: antara
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2018