Jakarta (ANTARA News) - Partai Demokrat belum mengambil sikap akan bergabung dalam koalisi pengusung bakal capres-cawapres Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin atau Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Keputusan belum diambil setelah Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono tidak menemukan kata sepakat untuk pasangan cawapres Prabowo saat melakukan pertemuan di kediaman SBY.

Wakil Ketua Umum Demokrat Syarief Hasan di Kediaman SBY di Mega Kuningan, Jakarta, Jumat dini hari, mengatakan untuk memutuskan langkah Demokrat dalam Pilpres 2019, partai berlambang bintang mercy tersebut akan menggelar rapat majelis tinggi pada Jumat pagi sekitar pukul 09.00 WIB.

"Kami ucapkan selamatlah kepada Prabowo dan Sandi. Partai Demokrat besok masih akan rapat majelis tinggi. Kita tunggu besok pagi rapat majelis tinggi," kata Syarief.

Terkait beredarnya tulisan tangan SBY yang menyatakan Partai Demokrat mendukung pasangan Jokowi-Ma'uf Amin, dikatakan Syarief hal tersebut merupakan hoaks.

Partai Demokrat baru akan mengambil keputusan melalui rapat majelis tinggi Jumat pagi. Syarief menyebut kini hanya tersisa dua opsi untuk Demokrat melihat peta koalisi yang ada.

"Yang penting, substansinya adalah kita menghadapi besok dulu, pendaftaran di KPU kita lihat saja perkembangan besok. Kami jam sembilan kira-kira di sini," tutur dia.

Senada, Kadiv Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengatakan rapat majelis tinggi Jumat pagi akan menentukan Demokrat tetap dalam koalisi Gerindra, PKS, dan PAN atau keluar.

"Kita lihat besok pagi ada rapat majelis tinggi memutuskan jam sembilan sudah ada apakah akan tetap bersama Prabowo atau melakukan komunikasi politik yang lain," ucap Ferdinand.

Baca juga: Demokrat lakukan rapat darurat di kediaman SBY

 

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2018