"...mewujudkan cita-cita menjadikan pasar modal Indonesia yang kuat dan berperan signifikan...."
Jakarta (ANTARA News) -  Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprioritaskan berbagai kebijakan mempercepat pertumbuhan dan peningkatan peran industri pasar modal dalam perekonomian nasional.

"OJK bersama para pemangku kepentingan terus merumuskan dan melaksanakan kebijakan yang tepat untuk mewujudkan cita-cita menjadikan pasar modal Indonesia yang kuat dan berperan signifikan dalam mendukung pembiayaan pembangunan, menjaga stabilitas sistem keuangan, maupun meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso dalam perayaan HUT Pasar Modal Indonesia di Jakarta, Jumat.

Ia menyampaikan OJK telah dan akan mengeluarkan berbagai kebijakan di industri pasar modal di antaranya, mengembangkan instrumen pasar modal dalam menyediakan pendanaan untuk pengembangan sektor prioritas, seperti sektor industri berorientasi ekspor, sektor industri substitusi barang impor, sektor pariwisata, sektor perumahan dan sektor komoditas.

Selain itu, lanjut dia, memberikan alternatif instrumen pembiayaan bagi perusahaan dan instrumen investasi bagi pemodal profesional dengan mengeluarkan peraturan terkait Penawaran Umum Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk.

Ia menambahkan OJK juga akan mendorong pendirian Perusahaan Efek Daerah untuk mengakselerasi pertumbuhan jumlah investor retail di daerah, meningkatkan tingkat literasi dan inklusi Pasar Modal di daerah.

"Upaya-upaya itu akan dilengkapi dengan kebijakan meningkatkan sinergi antara pasar modal dengan sektor jasa keuangan lainnya, penguatan infrastruktur pasar modal, penerapan manajemen risiko dan tata kelola yang baik," katanya.

Baca juga: Pemerintah bangun optimisme pasar modal hadapi pemilu

Dalam kesempatan itu, Wimboh Santoso mengatakan, pertumbuhan pasar modal syariah juga menjadi prioritas melalui pengembangan variasi produk saham syariah seperti sukuk wakaf dan EBA syariah.

Ia memaparkan perkembangan pasar modal syariah di Indonesia sampai Agustus tahun 2018 antara lain pertumbuhan jumlah saham yang masuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) sebanyak 393 dengan nilai kapitalisasi Rp3.587,81 triliun.
 
Tercatat, jumlah sukuk outstanding sampai Agustus 2018 sebanyak 91 dengan nilai emisi Rp17,34 triliun atau tumbuh sebesar 10,17 persen sepanjang tahun 2018.

Sementara reksadana syariah yang beredar sebanyak 204 dengan nilai NAB sebesar Rp 32,59 triliun atau tumbuh sebesar 15,12 persen. Jumlah ahli syariah hingga saat ini sebanyak 79 pihak.


Baca juga: OJK terus pantau perkembangan dampak gempa Lombok
Baca juga: Pasar keuangan masih menarik, modal asing masuk SBN Rp18,5 triliun

 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018