Banyak orang bebas, tetapi tidak merdeka. Banyak orang merdeka, belum tentu bebas
Pekanbaru, Riau (ANTARA News) - Presiden Ketiga Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie mengatakan bangsa Indonesia mengandalkan masa depan pada sumber daya manusia yang terbarukan.

"Diperlukan manusia yang unggul, daya saingnya kuat dan bisa bersaing dengan siapa saja," kata Habibie saat memberikan sambutan pada Puncak Hari Kebangkitan Teknologi Nasional XXIII 2018 di Pekanbaru, Jumat.

Habibie mengatakan sejak dari awal bangsa Indonesia hidup beranekaragam suku, bahasa, budaya dan agama. Pengembangan sumber daya manusia harus dengan kesadaran keanekaragaman itu.

Namun, lanjut Habibie, tidak semua menyadari bahwa keanekaragaman itu merupakan unsur untuk memberikan inspirasi untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi sesuai kehendak masyarakat.

"Banyak orang bebas, tetapi tidak merdeka. Banyak orang merdeka, belum tentu bebas. Hanya orang bebas dan merdeka yang bisa meningkatkan daya saing," tuturnya.

Habibie mengatakan definisi suatu bangsa adalah memiliki bahasa dan tulisan yang sama sehingga bisa saling berkomunikasi. Keanekaragaman, bila tidak ada kesamaan bahasa, tidak bisa menjadi suatu bangsa.

"Namun, itu tidak cukup. Perlu ada kesamaan kehendak untuk menjadi satu bangsa. Karena itu pada 1908 lahir Budi Utomo yang menjadi tonggak kebangkitan nasional," katanya.

Kemudian, 20 tahun kemudian, pemuda-pemuda Indonesia berkumpul dan menyatakan diri sebagai satu bangsa, satu tanah air dan berbahasa persatuan bahasa Indonesia.

Baca juga: Menristekdikti: riset harus fokus Rencana Induk Nasional
Baca juga: Kominfo: momentum Harkitnas manfaatkan teknologi era digital


Bangsa Indonesia akhirnya memproklamasikan kemerdekaan 17 tahun setelah Sumpah Pemuda yang menyatakan diri sebagai satu bangsa.

"Setelah 50 tahun kita bekerja keras, kita bisa memperingati 50 tahun kemerdekaan Indonesia dengan membuat sebuah pesawat. Hari itu kemudian kita kenal sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional," jelasnya. 

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018