Paling utama bantuan itu adalah air untuk kebutuhan sehari-hari
 Mataram,  (ANTARA News) - Sejumlah warga yang tinggal di perbukitan Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, terpaksa harus mencari air ke mata air yang berjarak sekitar 10 kilometer setelah aliran sungai di wilayahnya tertimbun longsoran tanah pascagempa 7,2 Skala Richter.

 Dari pantauan Antara, warga dengan membawa jerigen dan naik truk, ke mata air Mumbul Sari yang tepat berada di pinggir jalan yang menghubungkan dua kecamatan di Lombok Utara, Keyangan dan Bayan.

 Bahkan ada satu dusun yang sengaja meminjam tangki air ukuran 5.100 liter, sedangkan air untuk memasak ditampung di jerigen. Mereka pun yang terdiri dari anak muda dan anak-anak sengaja mandi terlebih dahulu sebelum kembali ke rumahnya yang berada di atas bukit.

 "Biasanya dalam satu hari sejak gempa 7 SR, kami dua kali turun ke bawah. Kami memanfaatkan untuk mandi dan mengambil air untuk minum di tempat yang terpisah," kata Sahari, warga Dusun Dompo Indah.

 Sahabuddin Effendi, warga Dompo Indah menyebutkan kondisi sungai di dekat dusunnya sudah kering sama sekali akibat aliran airnya terputus longsoran tanah.

 "Jika kita naik ke hulu dan turun ke sungai juga, sangat berbahaya karena tanah masih labil," katanya.

Ia berharap pemerintah untuk segera mengatasi longsoran tanah yang menimbun aliran sungai.

"Paling utama bantuan itu adalah air untuk kebutuhan sehari-hari," tandasnya.

 Kondisi sulitnya air itu bukan hanya di dusun mereka saja, namun juga di dusun lainnya yang berada di Desa Selengen, Kecamatan Kayangan. "Air di sungai dusun kami itu, berasal dari Danau Segara Anakan, Gunung Rinjani," katanya.

 Memang dapat dikatakan, wilayah Desa Selengen termasuk paling parah akibat gempa berkekuatan 7 SR. Untuk di Dusun Dompo Indah sekitar 100 rumah roboh. "Sampai sekarang ada empat warga yang masih tertimbun rumah," tambahnya.

 Saat ini, kata dia, tim pencari korban masih berusaha mencari keempat warga yang tertimbun bangunan roboh.

 Baca juga: Pemkot Mataram gelar istighatsah terhindar dari gempa
Baca juga: Warga Lombok Utara shalat Jumat di pengungsian

 

Pewarta: Riza Fahriza
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018