Manajer Pelatnas Ikatan Sepeda Sports Indonesia (PB ISSI) Budi Saputra ketika dihubungi di Jakarta, Jumat, mengungkapkan bahwa para pebalap yang akan berlaga di nomor road race sudah dilarang untuk makan nasi putih, sebagai gantinya adalah nasi merah, kentang atau pasta.
"Kendalanya adalah masalah lidah. Karena makanan kan sudah diatur, sedangkan lidah kita ini lidah orang Indonesia yang kalau makanan tidak ada bumbunya kan terasa hambar," kata Budi.
Pelatnas tim balap sepeda pun melibatkan konsultan nutrisi dan kondisi kekuatan dari Australia untuk mengatur pola makan para pebalap, kata Budi.
Aiman Cahyadi, Jamal Hibatullah, Dadi Suryadi, Robin Manullang, dan Adrian Hidayat disiapkan untuk membela Indonesia dalam cabang olahraga balap sepeda nomor road race Asian Games 2018 yang akan digelar di Subang, Jawa Barat.
Mereka sudah berlatih sejak Januari untuk Asian Games 2018.
"Selama perjalanan ini, namanya kita orang Indonesia kan kangen seperti gado-gado. Itu yang tidak bisa kita kontrol," kata Budi.
Tak dipungkiri, Budi menemui kejadian atlet yang jajan makanan di luar program diet mereka meskipun skalanya kecil.
Baca juga: Aiman tetap puasa meski jalani latihan berat di pelatnas
"Kalau mau disiplin, mereka ini ibaratnya sudah seperti mesin. Mereka sudah kita beri pertamax, tiba-tiba mereka makannya premium..... Ini yang saya harapkan dari atlet sendiri untuk menyadari apa yang mereka lakukan," kata Budi.
Aiman dkk. baru saja pulang ke Tanah Air pada awal bulan ini setelah menjalani kamp pelatihan dan tryout di Melbourne selama tiga pekan.
"Pada intinya perkembangan di Australia cukup bagus. Saya tak melihat dari semuanya, saya ambil sampel Aiman. Aiman dua kali punya progres yang cukup bagus di sana," kata pelatih kepala timnas sepeda pelatih kepala timnas balap sepeda Dadang Haris Purnomo.
Timnas balap sepeda kini melanjutkan latihan di Subang untuk mempersiapkan balapan di Asian Games 2018.
Baca juga: Aiman tumpuan Indonesia rebut medali nomor road race
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2018
