Jakarta (ANTARA News) - Distribusi bantuan untuk korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), terkendala karena kurangnya kendaraan untuk menyalurkan logistik, kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.

"Bantuan logistik terus didistribusikan kepada pengungsi. Bantuan, baik logistik maupun relawan terus berdatangan ke Lombok, yang menjadi persoalan adalah terbatasnya jumlah kendaraan untuk mengangkut penyaluran logistik," katanya dalam pernyataan tertulis, Minggu.

Berbagai upaya telah dilakukan guna mempercepat distribusi bantuan, termasuk mengerahkan relawan, memobilisasi para lurah dan kepada desa untuk mendata dan mendistribusikan logistik kepada warganya yang mengungsi, hingga menggunakan kendaraan operasional Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk mendistribusikan bantuan.

Distribusi bantuan dari Posko Tanggap Darurat di Kecamatan Tanjung Lombok Utara dilakukan berdasarkan permintaan koordinator pengungsi atau masyarakat yang meminta bantuan melalui call center posko.

"Kepala BNPB Willem Rampangilei telah menyampaikan kekurangan kendaraan untuk mendistribusikan bantuan kepada Menteri Perhubungan, dan akan dibantu menggunakan kendaraan Damri," tambah Sutopo.

Sebanyak 300 unit tenda pengungsi dari BNPB ditambah tenda-tenda dari pihak lain juga telah dibagikan. Namun belum semua pengungsi memperoleh tenda.

Dinas Sosial Kabupaten di Lombok juga telah mengeluarkan 100 ton beras. Dapur umum lapangan sudah didirikan oleh TNI, Polri, Tagana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), lembaga swadaya masyarakat dan relawan, antara lain di Kecamatan Tanjung, Bayan dan Pemenang.

Ada 20 dapur umum yang sudah aktif dengan kemampuan produksi 19.900 nasi bungkus per hari. Masing-masing dapur umum bisa melayani antara 500 sampai 1.500 paket konsumsi.

"Beras, sembako dan kebutuhan dasar untuk pengungsi harus terus tersedia mengingat pengungsi diperkirakan masih akan lama di pengungsian," kata Sutopo.

Selain itu, air bersih terus disalurkan menggunakan mobil tanki air. Tapi di lapangan muncul permasalahan karena terbatasnya tendon, air bersih, MCK portabel dan sanitasi. Listrik juga belum seluruhnya menyala.

Kecamatan Gangga di Lombok Utara masih gelap gulita saat malam. Sebanyak 200 unit genset dari BNPB (100 unit) dan 100 unit bantuan dari swasta sudah disalurkan untuk mengatasi masalah itu.

Aparat kepolisian juga sudah meningkatkan patroli dan saat ini jumlah kriminalitas sudah turun 70 persen.

Setelah gempa 6,4 pada Skala Richter mengguncang wilayah Lombok pada 29 Juli, gempa berkekuatan kembali mengguncang wilayah itu pada 5 Agustus dan selanjutnya gempa-gempa susulan datang.

Hingga saat ini gempa susulan masih sering terjadi. Hingga Minggu pukul 15.00 WITA sudah 576 gempa susulan yang dideteksi terjadi. Gempa susulan diperkirakan masih terjadi hingga empat minggu ke depan.

Gempa telah menyebabkan setidaknya 387 orang meninggal dunia, 13.688 orang terluka dan 387.067 mengungsi menurut data BNPB hingga Sabtu (11/8). Gempa juga menyebabkan ribuan bangunan rumah penduduk dan fasilitas umum hancur atau rusak.

Baca juga: BNPB: korban jiwa akibat gempa Lombok tambah jadi 387
 

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018