Dimulai besok pagi akan segera kita serahkan bantuan untuk rumah yang rusak berat. Saya harapkan besok paling tidak minimal bisa seribu diserahkan. Kemudian setelah itu penyerahan bantuan untuk perbaikan rumah lainnya segera dilaksanakan terus,
Jakarta,  (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo memberi lima arahan terkait penanganan gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat kepada kementerian dan lembaga, salah satunya memastikan jumlah rumah yang rusak untuk distribusi bantuan.

"Pertama, pastikan betul jumlah rumah rusak berat, maupun rusak sedang dan rusak ringan," kata Presiden dalam rapat terbatas usai peninjauan kondisi lapangan di Kabupaten Lombok Utara, pada Senin.

Menurut Presiden, data-data terkait kerusakan rumah milik warga saat ini amat dibutuhkan untuk memudahkan pemerintah pusat mendistribusikan bantuan yang akan diberikan kepada tiap kepala keluarga.

Arahan kedua yang diberikan Presiden Jokowi yaitu memerintahkan petugas agar bantuan bagi warga dapat diserahkan mulai Selasa bagi korban yang tempat tinggalnya mengalami kerusakan berat.

Dia menargetkan sebanyak seribu kepala keluarga mendapatkan bantuan pada Selasa.

Pemerintah menetapkan akan memberikan bantuan sebesar Rp50 juta bagi warga yang rumahnya mengalami rusak berat.

"Dimulai besok pagi akan segera kita serahkan bantuan untuk rumah yang rusak berat. Saya harapkan besok paling tidak minimal bisa seribu diserahkan. Kemudian setelah itu penyerahan bantuan untuk perbaikan rumah lainnya segera dilaksanakan terus," kata Jokowi.

Hal ketiga yaitu segera memulihkan aktivitas perekonomian di daerah terdampak gempa bumi.

Dia meminta kementerian dan lembaga terkait untuk memprioritaskan perbaikan fasilitas-fasilitas penunjang perekonomian.

"Untuk fasilitas-fasilitas umum yang berkaitan dengan ekonomi misalnya pasar, agar ini didahulukan. Terutama pasar-pasar yang rusaknya ringan agar segera diperbaiki dan masyarakat didorong untuk beraktivitas ekonomi kembali," jelas Presiden.

Kemudian hal ke-empat, Presiden ingin agar warga setempat diberikan edukasi mengenai pembangunan rumah yang tahan gempa untuk meminimalkan kerusakan yang terjadi jika bencana tersebut kembali melanda di kemudian hari.

Presiden menjelaskan bahwa gempa bumi pernah beberapa kali melanda daerah yang sama sejak 1979.

"Harus kita mulai sejak saat ini pembangunan rumah harus dengan konstruksi RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat). Konstruksi RISHA ini nanti akan dikawal oleh Kementerian PU sehingga betul-betul rumah yang ada sebanyak yang tadi sudah disebutkan betul-betul rumah yang tahan gempa," kata Presiden.

Kemudian hal kelima, Presiden menginstruksikan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk turut membenahi fasilitas-fasilitas pendidikan dan kesehatan yang rusak maupun hancur karena gempa.

"Yang kelima, saya minta Kementerian PU, untuk fasilitas umum yang berkaitan dengan kesehatan dan pendidikan satu per satu dimulai. Jangan sampai terlalu lama tidak disentuh, sehingga anak-anak kita nanti tidak bisa belajar, dan kegiatan belajar mengajar di sekolah juga kita harapkan bisa pulih kembali," ujar Jokowi.

Arahan tersebut diberikan oleh Presiden agar penanganan pasca gempa dapat berjalan dengan baik dan segera memulihkan perekonomian wilayah setempat.

Rapat terbatas tersebut digelar di halaman RSUD Tanjung, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara.

Rapat tersebut dihadiri Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Marsekal Madya M Syaugi, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Willem Rampangilei.*

Baca juga: Jokowi bagikan sembako kepada korban gempa Lombok

Baca juga: Presiden jenguk korban gempa di tenda kesehatan

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018