"Dulu, kami banyak kena sakit pernafasan, mungkin karena tiap malam tinggal di honai, kena asap api..."
Jakarta (ANTARA News) - Lampu tenaga surya hemat energi (LTSHE) bantuan Kementerian ESDM mulai Sabtu (11/8) menerangi warga di pedalaman Distrik Puldama, Kabupaten Yahukimo, Papua, saat malam hari.

Siaran pers Kementerian ESDM di Jakarta, Selasa menyebutkan cahaya lampu kini menghiasi malam-malam rumah adat Papua atau honai menjelang perayaan HUT Kemerdekaan Ke-73 pada 17 Agustus 2018.

Kementerian ESDM membagikan 1.085 paket LTSHE di Distrik Puldama, yang merupakan salah satu wilayah yang berada di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T).

Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan wilayah 3T menjadi prioritas pembagian LTSHE.

Menurut dia, dengan mengandalkan jalur udara untuk transportasi dan logistik, LTSHE dikirimkan secara bertahap ke delapan kampung di Distrik Puldama yakni Puldama, Bako, Semlu, Kasen, Baro, Balsek, Eskok, dan Pamek.

Masing-masing kampung, lanjutnya, dipisahkan oleh bukit atau jurang, dengan akses menuju dan keluar distrik melalui landasan pesawat kecil (air strip) sepanjang 600 meter yang berada di Kampung Puldama.

"Belum ada akses jalan darat yang menghubungkan pusat Kabupaten Yahukimo dengan Distrik Puldama. Hanya ada jalan setapak melalui hutan dan jurang yang ditempuh selama kurang lebih dua hari berjalan kaki," katanya.

Dadan menambahkan dari Kampung Puldama, warga yang menerima LTSHE memanggul paket berisi panel surya, empat lampu LED, kabel/hub, USB charger, dan tiang penyangga menuju honai masing-masing.

"Ada kampung yang berjarak dua kilometer, ada pula kampung terjauh di balik pegunungan yang berjarak lebih dari 15 kilometer," katanya.

Warga Kampung Kasen, Rimba Kuebu (19 tahun), memasang LTSHE dibantu teknisi dan warga kampungnya.

Sekitar 30 honai berbentuk bundar, yang terbuat dari jerami atau ilalang, di Kampung Kosen pada Sabtu (11/8) malam menjadi terang benderang.

Selain terang, menurut Rimba, hadirnya LTSHE juga turut meningkatkan kesehatan warga Puldama.

"Dulu, kami banyak kena sakit pernafasan, mungkin karena tiap malam tinggal di honai, kena asap api, biar hangat dan terang. Sekarang sudah ada lampu, bisa jauh-jauh dari api, tidak banyak sakit lagi," ungkap bapak anak satu saat ditemui di honainya, Sabtu (11/8) malam.

Hal yang sama juga diungkapkan Kepala Puskesmas Puldama, Yakobus Simalya di Kampung Bako.

"Di sini, paling banyak penyakit ISPA (insfeksi saluran pernafasan atas), juga asma. Kami prediksi karena di honai itu, dapur sangat dekat dengan tempat tidur, mereka hirup asap dari api, ditambah warga sini sering naik turun gunung dengan beban yang cukup berat, udara juga dingin, sehingga banyak yang asma. Sekarang, semoga warga bisa lebih sehat dengan adanya pembagian lampu (LTSHE) ini, bisa terpisah jauh dapur dan tempat tidur, asap berkurang," ujarnya.

Yakobus juga mengatakan keberadaan LTSHE akan membuat anak-anak bisa belajar di honai saat malam hari.
Yahukimo, 14/8 (Antara) - Warga Distrik Puldama, Kabupaten Yahukimo, Papua, memanggul paket lampu tenaga surya hemat energi (LTSHE) bantuan Kementerian ESDM untuk dipasang di honai atau rumahnya masing-masing Sabtu (11/8/2018). foto esdm


"Di sini tidak ada anak belajar malam, karena gelap. Sekarang mereka bisa belajar, semoga bisa semakin pintar, bisa lanjut ke sekolah tinggi," katanya.

Distrik Puldama hanya terdapat satu sekolah dasar inpres yang menampung lebih dari 600 siswa dengan diampu kepala sekolah dan empat guru bantu.
Yahukimo, 14/8 (Antara) -Suasana Sabtu (11/8/2018) malam di Distrik Puldama, Kabupaten Yahukimo, Papua, yang kini terang oleh lampu tenaga surya hemat energi (LTSHE) bantuan Kementerian ESDM.

Untuk melanjutkan ke SMP, anak-anak harus pergi ke Dekai, Ibu Kota Kabupaten Yahukimo, atau ke Wamena dan Jayapura yang ditempuh melalui perjalanan udara.

Baca juga: Kementerian ESDM bagikan seribu lampu surya di pedalaman Yahukimo Papua
Baca juga: Lampu tenaga surya jadi program energi berkeadilan
Baca juga: 110 lampu surya menerangi desa terpencil NTB

 

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018