Jakarta (ANTARA News) - Setelah pengkondisi suhu udara (AC), pemerintah bakal segera memperluas ketentuan Standar Kinerja Energi Minimum (SKEM) dan label hemat energi pada empat peralatan rumah tangga elektronik lainnya.

"Saat ini sudah posisi final, dan tinggal menunggu pengesahan," kata Direktur Konservasi Energi Ditjen Energi Baru Terbarukan Kementerian ESDM, Hariyanto, di Jakarta, Selasa.

Ketentuan wajib memenuhi SKEM dan label hemat energi saat ini, kata dia, baru AC dan lampu, seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 57 Tahun 2017.

Ketentuan tersebut, lanjut Hariyanto, terbukti efektif untuk menurunkan konsumsi energi hingga 2.200 kwh dan 2, 2 juta ton emisi karbon.

"Penerapan standar (SKEM) dan label akan diperluas terhadap kulkas, penanak nasi, kipas angin, dan motor listrik," katanya.

Oleh karena itu, ia mengapresiasi PT LG Electronics Indonesia (LGEIN) yang menyatakan fokus menjual AC berteknologi inverter yang mampu menghemat penggunaan energi antara 50-62 persen.

"Seperti kita ketahui sektor rumah tangga adalah pengguna energi listrik terbesar, namun konsumen sering tidak sadar, beli AC murah tapi boros energi, sehingga tagihan listrik tinggi," kata Hariyanto.
 
Jajaran produk LG yang hemat energi (Risbiani Fardaniah)


Pada kesempatan itu Haryanto menyaksikan serah terima sertifikat uji hemat energi dua model AC LG untuk tipe ceiling cassete dan floor standing dari Electrical Power and Energy Study ( EPES) Universitas Indonesia (UI).

Perusahaan elektronik asal Korea Selatan itu, seperti yang disampaikan Senior Vice President Air Solution LG Electronics James Lee, berkomitmen untuk menyediakan peralatan elektronik, khususnya AC yang hemat energi melalui teknologi inverter pada semua produknya.

"Saat ini memang pasarnya (produk berteknologi inverter) di Indonesia kurang dari 20 persen, tapi akan terus meningkat," katanya.

Ditambahkan AC Business Leader LGEIN Pramu Baskoro, LG memperluas penyematan teknologi inverter pada produk televisi, kulkas, dan mesin cuci yang dipasarkan di Indonesia.


Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2018