Valletta/Madrid  (ANTARA News) - Lima negara Eropa Bersatu pada Selasa sepakat menerima 141 pengungsi di Aquarius, kapal penyelamat laut Tengah, mendorong Malta mengatakan akan mengizinkan kapal itu berlabuh, sesudah ditolak tiga negara pantai.

Perahu itu, yang dijalankan badan amal Prancis-Jerman SOS Mediterranee dan Dokter tanpa Perbatasan (MSF), berada di pusat tarik menarik di benua tersebut atas cara mengatasi kedatangan pengungsi lewat laut.

Keputusan itu mengakhiri kebuntuan empat hari, dengan Spanyol, Tunisia dan Malta juga menolak masuk kapal tersebut.

Pengungsi terkini diselamatkan dari kapal di lepas pantai Libya dan Malta semula berpendapat bahwa mereka harus dibawa ke Libya, Tunisia atau pulau Lampedusa di Italia, semuanya lebih dekat dengan tempat penyelamatan tersebut, demikian Reuters melaporkan.

"Sesudah Prancis berbicara dengan Malta, sejumlah negara anggota Eropa Bersatu, dengan dukungan Komisi Eropa, menyetujui pembagian tanggung jawab mengenai pengungsi, yang diselamatkan," kata pemerintah Malta.

Semua 141 pengungsi akan disalurkan ke Prancis, Jerman, Luksemburg, Portugal dan Spanyol, katanya, dengan mencatat bahwa 114 pengungsi lagi, yang diselamatkan di laut, dibawa ke Malta pada Senin.

Enampuluh dari mereka juga akan disalurkan di antara anggota lain Eropa Bersatu.

Baca juga: Spanyol akan kucurkan dana 30 juta euro tangani arus pengungsi

Spanyol akan mengambil 60 pengungsi, kata Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez di Twitter. Portugal menyatakan akan mengambil 30 dari Aquarius dan kapal lain, yang sudah tiba di Malta.

Spanyol mengambil di 629 orang Afrika, terutama asal sub-Sahara, dari kapal penyelamat itu pada Juni dan Sanchez menyatakan itu membantu membuka jalan ke kesepakatan terkini, yang Malta sebut "contoh nyata kepemimpinan dan kesetiakawanan Eropa".

Sengketa terkini atas tempat di Eropa untuk mendaratkan pengungsi dari perang dan kemiskinan menunjukkan betapa sedikit kemajuan politik dibuat sejak pemimpin Eropa Bersatu menengahi kesepakatan rumit tentang perpindahan pada Juni, yang tampak dirancang untuk menenangkan pandangan berbeda daripada memberikan penyelesaian nyata terhadap bencana tersebut.

Frederic Penard, direktur operasi SOS Mediterranee, dalam jumpa pers mengatakan, "Mungkin, negara Eropa akhirnya memahami bahwa itu menyangkut perbatasan kita bersama di Eropa selatan, bahwa itu adalah masalah 28 negara anggota, dan bahwa kami tidak dapat menghindari tanggung jawab dan harus bekerja sama."

Penerjemah: Boyke Soekapdjo
 

Pewarta: Antara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2018