Ratliffe, disebut Fictor menjadi salah satu alasan Indonesia menelan kekalahan telak 65-104 dari tim juara bertahan basket putra itu di penyisihan Grup A Asian Games 2018 di Hall Basket Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa.
"Memang hal ini sudah kita perkirakan. Sangat sulit melawan Korea dengan adanya Ratliffe itu, dia membuat segalanya serba salah buat kita," kata pria yang akrab disapa Ito itu kepada wartawan.
Kehadiran Ratliffe membuat seluruh pemain Indonesia terpaksa menjaga pergerakan legiun kelahiran Amerika Serikat itu, mesti hasilnya tidak optimal, jika tidak mau dibilang gagal.
"Bukan cuma semua big man, tapi semua pemain (jaga dia). Anda lihat sendiri, dua orang, tiga orang gak kuat jaga dia, gede banget. Gede, kuat, jago!" kata Ito.
"Diberi jarak dia masuk. Dia post up masuk. Kasih assist bisa. Dia shooting masuk," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Fictor Roring akui Korsel dua kelas di atas Indonesia
Baca juga: Basket putra Korsel pecundangi Indonesia
Ito mengenang pertemuan sebelumnya Indonesia kontra Korsel, yang sudah diperkuat Ratliffe, dalam turnamen Piala William Jones ke-40 di Taiwan, Juli 2018 lalu.
Menurut Ito, kala itu Indonesia cukup berhasil mengawal pergerakan Ratliffe dan Korsel secara keseluruhan berkat kehadiran pemain impor, Kore White, dan bahkan memaksa lawan meraih kemenangan lewat babak overtime.
"Kemarin di Taiwan pernah ketemu dia. Waktu itu kita bawa Kore White memang, kebetulan dia posisinya juga di center, big man. Nah mungkin waktu itu kita bisa agak membatasi dia. Sekarang kita susah sekali. Susah sekali," ujarnya.
Ratliffe mengakhiri pertandingan dengan catatan double-double 30 poin, 19 rebound dan 6 assist, meski hanya melantai di tiga kuarter awal dan menghangatkan bangku cadangan sepanjang kuarter pamungkas.
Baca juga: Hasil dan klasemen basket putra, Indonesia juru kunci
Baca juga: Dua pebasket Thailand jadi tumbal kemenangan, terancam tak main kontra Indonesia
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2018
