fondasi yang menjadi pijakan bersama tersebut bertujuan untuk menghadapi masa depan, menuntaskan janji kemerdekaan, menuju Indonesia maju yang berdaulat secara politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian secara kebudayaan.
Jakarta, (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengklaim pemerintahannya telah berhasil menyusun fondasi yang kuat dengan mereformasi arah pembangunan nasional menjadi lebih produktif, lebih merata dan lebih berkeadilan.

"Dalam empat tahun terakhir, kita telah menyusun fondasi yang kuat," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menyampaikan Keterangan Pemerintah atas Rancangan Undang-Undang tentang APBN Tahun Anggaran 2019 beserta Nota Keuangannya di hadapan Sidang Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia di Gedung MPR/DPR/DPD RI Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan, RAPBN tahun 2019 merupakan tahun ke-5 atau tahun terakhir dari Program Pembangunan Kabinet Kerja.

Menurut Presiden, fondasi yang menjadi pijakan bersama tersebut bertujuan untuk menghadapi masa depan, menuntaskan janji kemerdekaan, menuju Indonesia maju yang berdaulat secara politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian secara kebudayaan.

"Kerja nyata selama empat tahun ini tidak selalu mudah karena lingkungan ekonomi nasional dan global terus mengalami perubahan yang sangat dinamis, yang mengharuskan kita menyiapkan diri dengan baik, melakukan antisipasi secara cermat, serta membuat penyesuaian dengan cepat," katanya.

Tantangan demi tantangan kata dia, dihadapi mulai fluktuasi harga komoditas sampai dengan gejolak ekonomi global yang dipicu oleh kebijakan perdagangan dan kenaikan suku bunga di Amerika Serikat.

"Akibatnya, saat ini kita menghadapi situasi di mana negara-negara emerging market mengalami tekanan, baik dari sisi nilai tukar maupun dari sisi arus modal masuk atau capital inflow," katanya.

Bahkan, ia menambahkan, beberapa negara emerging market telah mengalami situasi krisis yang dipicu oleh kondisi ekonomi dan politik dalam negeri mereka.

Menghadapi tekanan eksternal seperti itu, Jokowi mengatakan, pemerintah bergerak cepat untuk menjaga stabilitas dan daya tahan ekonomi dengan terus mendorong daya saing ekonomi nasional, pengelolaan APBN yang sehat dan produktif, serta memperkuat koordinasi kebijakan fiskal dan moneter.

"Kita juga melakukan langkah-langkah tegas dan konsisten untuk mengendalikan impor. Selain itu, kita terus memacu ekspor dan meningkatkan arus modal masuk dengan menggunakan instrumen fiskal, pemberian insentif, serta memastikan reformasi perizinan bisa berjalan dengan efektif," katanya.

Ia mengatakan, di tengah ketidakpastian ekonomi global, Indonesia masih mampu menjaga kinerja ekonomi relatif baik dan stabil.

Tercatat pertumbuhan ekonomi cukup konsisten tinggi, dari 5 persen pada 2014 menjadi 5,17 persen pada semester I tahun 2018.

"Tingkat inflasi rendah, turun dari 8,36 persen pada tahun 2014 menjadi 3,18 persen pada Juli tahun 2018," kata Presiden disambut tepuk tangan hadirin.
Baca juga: Presiden: "tax amnesty" era baru kepatuhan perpajakan
Baca juga: Presiden sebut reformasi fiskal permudah berbisnis di Indonesia

 

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018