Muara Teweh,  (ANTARA News) - Sungai Barito di wilayah Kabupaten Barito Utara dan Murung Raya, Kalimantan Tengah, dalam sepekan lebih  surut permukaan airnya menyebabkan transportasi melewati sungai itu terganggu.

"Saat ini angkutan menuju kecamatan di pedalaman mulai terganggu, karena permukaan air terus menurun," kata seorang warga Kelurahan Jambu Kecamatan Teweh Baru, Igang di Muara Teweh, Kamis.

Menurut dia, pada kondisi air normal, angkutan ke sejumlah desa di pedalaman Sungai Tewei (anak Sungai Barito) masih bisa dilintasi kapal bermotor (kelotok).

Sungai itu kini hanya bisa dilalui perahu bermesin (ces) bermuatan maksimal tiga orang. Namun, kata dia, itupun harus dengan mengangkat perahu ketika melewati riam-riam bebatuan yang banyak ditemukan di pedalaman sungai tersebut.

"Meski angkutan sungai terganggu, barang kebutuhan warga masih bisa diangkut moda transportasi darat," katanya.

Kondisi yang sama terjadi di sejumlah desa di pedalaman Sungai Lahei, transportasi sungai kini hanya bisa menggunakan perahu ces.

"Saat ini warga beralih ke angkutan darat melalui jalan milik perusahaan tambang dan perkayuan baik untuk keluar maupun mengangkut barang," kata Idrus warga Kelurahan Lahei Kecamatan Lahei.

Sementara Kepala UPTD Dermaga Muara Teweh pada Dinas Perhubungan Barito Utara, Muhammad Nurdin melalui petugas pelabuhan Syamsu Rizal mengatakan kondisi air Sungai Barito dalam sepekan lebih terus menurun, sehingga kapal dan tongkang bertonase besar tidak bisa berlayar.

Ketinggian debit air Sungai Barito pada skala tinggi air (STA) Muara Teweh pada Kamis  siang menunjukkan angka 1,26 meter yang menunjukkan angka tidak aman bagi pelayaran kapal bertonase besar.

Kondisi air sungai sepanjang 900 kilometer yang hulunya berada di wilayah Kabupaten Murung Raya dan mengalir ke wilayah selatan di Kalimantan Selatan itu terus surut.

"Saat ini tongkang bermuatan dan kosong ada yang bersandar dan kandas di kawasan hutan pinggiran Sungai Barito," katanya.

Sejumlah kapal hela (tugboat) dan tongkang yang sebelumnya berlayar ke hulu maupun hilir pada beberapa bulan lalu saat debit air sungai Barito naik, kini terpaksa bersandar pada beberapa tempat.

"Mereka tidak bisa berlayar karena sungai cepat surut sudah sepekan lebih," katanya.

Bahkan kapal angkutan penumpang bis air yang biasa melayani penumpang di sepanjang Sungai Barito tujuan Muara Teweh - Banjarmasin, Kalsel setiap hari Kamis tidak bisa berlayar karena sungai surut.

"Bis air itu pekan lalu sempat mau berlayar dari Muara Teweh ke Banjarmasin, namun terpaksa kembali ke pelabuhan Dermaga Muara Teweh karena sempat kandas di wilayah Desa Lemo Kecamatan Teweh Tengah, sehingga? penumpang dialihkan ke tranportasi kapal kecil lainnya," jelas Syamsu.

Baca juga: Sungai Barito sudah bisa dilewati kapal besar

Pewarta: Kasriadi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2018