Jakarta (ANTARA News) - Rekor dunia untuk pendidikan politik (World Guiness Book of Record) dipecahkan ditandai sebanyak 2.000 siswa SMA mengikuti pendidikan Pancasila untuk pemilih pemula di Universitas Terbuka, Tanggerang Selatan, Banten, Kamis.

Rekor itu dipecahkan oleh LSI Denny JA yang bekerja sama dengan Komunitas Bela Indonesia (KBI). Rekor dunia pendidikan politik sebelumnya dipegang oleh sebuah sekolah di Amerika Serikat, Grassfield High School, dengan peserta 714 orang, pada 2015. Sedangkan pelatihan Pancasila untuk pemilih pemula di Indonesia ini berjumlah 2.000 siswa.

Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA selaku penggagas acara tersebut mengatakan, pendidikan politik Pancasila perlu digairahkan kembali. "Saya mengapresiasi pecahnya rekor dunia, tapi ada yang lebih penting lagi yang ingin kami capai," katanya dalam keterangan persnya.

Bersama tim KBI (Komunitas Bela Indonesia), Dennya JA kami akan melatih 1.000 juru bicara Pancasila dan gagasan kebangsaan di seluruh provinsi Indonesia. Peristiwa hari ini, ujar Denny, yang memecahkan rekor dunia, hanya awal dari "road show" pelatihan juru bicara Pancasila.

Menurutnya, berdasarkan survei LSI Denny JA, Agustus 2018, pendukung Pancasila terus menurun. Sejak diukur tahun 2005, hingga 2018, 13 tahun kemudian, pendukung Pancasila menurun 10 persen, dari 85,2 persen (2005) menjadi 75,3 persen (2018).

Trend menurun ini terjadi yang pada waktunya jika tak ada counter culture, pendukung Pancasila bisa ke angka di bawah 50 persen. Dengan sedikit manuver politik dan krisis ekonomi, eksistensi NKRI dipertaruhkan, kata Denny..

Oleh karena itu, gerakan masyarakat dibutuhkan. Berbeda dengan P4 yang Top Down, gerakan pelatihan 1.000 juru bicara itu bottom up, gerakan civil society, dari masyarakat kepada masyarakat.

Denny menambahkan, pertarungan Pancasila melawan ideologi sektarian akan berlangsung panjang, ibaratnya lari seperti lari marathon.

"Kita memerlukan momentum yang kuat untuk gerakan ini. Memecahkan rekor dunia (Wold Guiness Book of Record), untuk pelatihan politik adalah momentum yang diperlukan untuk gerakan bottom up Pancasila." ujarnya.

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018