Jambi, 16/8 (ANTARA News) - Sebanyak 23 pelajar SMA, SMK, dan SLB Maluku Utara yang menjadi peserta program Siswa Mengenal Nusantara 2018, mengunjungi kompleks percandian Muaro Jambi dengan menggunakan sepeda, Kamis.

Dalam kunjungan ke kawasan percandian terluas di Asia Tenggara yang terletak di Kabupaten Muarjojambi, Provinsi Jambi tersebut, mereka dipandu oleh masyarakat setempat.

Para pelajar itu juga berkeliling perkampungan masyarakat tepian Sungai Batanghari yang masih termasuk kompleks percandian tersebut.

"Senang bisa berkeliling di candi, dan ini baru pertama kali, karena di Maluku Utara tidak ada candi seperti ini, di sana adanya benteng," kata salah seorang peserta SMN, Jihan.

Selama mengunjungi kompleks percandian Muaro Jambi itu, mereka mendapat penjelasan yang lengkap dari pemandu. Kawasan percandian itu peninggalan era Buddha di daerah itu.

Para peserta nampak antusias mendengarkan penjelasan tentang kompleks tersebut yang menjadi bagian dari laporan kegiatan mereka dalam bentuk tulisan.

Komplek percandian tersebut terletak di Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muarojambi, di tepian Sungai Batanghari, sekitar 26 kilometer timur Kota Jambi.

Situs purbakala percandian Muarojambi merupakan kompleks percandian agama Hindu-Buddha terluas di Asia Tenggara, dengan luas 3.981 hektare yang kemungkinan besar peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu.

Candi Muaro Jambi diperkirakan berasal dari abad 11 Masehi, sedangkan lokasi tersebut merupakan kompleks candi yang terbesar dan yang paling terawat di Pulau Sumatra. Sejak 2009, Kompleks Candi Muarojambi telah diusulkan ke UNESCO untuk menjadi salah satu situs warisan dunia.

Diperkirakan saat ini tercatat 123 peninggalan sejarah mulai dari kanal kuno, candi, dan menapo. Jumlah tersebut baru yang diduga tim ahli sehingga diperkirakan jumlah peninggalan itu bisa lebih banyak.

Selain itu, kawasan percandian Muarojambi memiliki 82 reruntuhan (menapo) bangunan kuno. Saat ini, sudah ada sembilan bangunan candi yang telah dilakukan ekskavasi atau pemugaran dan pelestarian secara intensif oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi.

Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Jaka Sugiyanta
Copyright © ANTARA 2018