Jakarta (ANTARA News) - Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 Erick Thohir, dalam sambutan upacara pembukaan yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Sabtu malam, menyampaikan bangsa Asia merupakan bangsa yang mencintai keharmonisan dan perdamaian.

"Indonesia percaya Asia adalah sebuah benua menakjubkan dan sebagai tanah keberagaman dengan jumlah suku dan etnis terbanyak di dunia," ujar Erick yang didampingi Presiden Dewan Olimpiade Asia (OCA) Syeikh Ahmad Al Fahad Al Sabah.

Bangsa Asia, lanjut Erick, dengan keragaman demografi yang dimilikinya menjadi masyarakat Asia yang dinamis dan kompetitif.

"Menyebut Asia berarti juga menyebut keragaman bangsa-bangsa di dalamnya. Untuk itu, kita semua hadir di sini untuk merayakan keragaman, untuk merayakan perbedaan kita, untuk merayakan kemanusiaan kita, dan untuk menyalurkan energi dari bangsa yang beragam untuk menjadi satu kesatuan, harmony 'the energy of Asia'," kata Erick.

Erick menyampaikan Indonesia dapat menjadi contoh bagaimana masyarakatnya dapat hidup berdampingan dan damai meskipun mempunyai latar belakang suku, agama, dan rasa yang berbeda.

"Indonesia dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, 263 juta jiwa dari 300 etnis. Bangsa Indonesia berbicara dalam 700 bahasa daerah dan latarbelakang berbagai agama," kata Erick yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) itu.

Bangsa Indonesia, lanjut Erick, dapat hidup damai karena diikat satu kebangsaan yang sama yaitu Bhineka Tunggal Ika. Selamat datang di Indonesia, 'Energy of Asia'," katanya.

Selain pesan perdamaian dalam keberagaman budaya dan bangsa, Erick juga meminta seluruh atlet dari 45 kontingen peserta Asian Games untuk menjadi pahlawan Asia dengan menjunjung nilai-nilai sportivitas dalam setiap pertandingan cabang olahraga.

"Kami mengajak seluruh bangsa Asia untuk menjadi inspirasi dunia, bersama semangat Asian Games Jakarta dan Palembang. Kita songsong masa depan Asia yang sentosa dan beradab. Kami ciptakan dunia yang damai," kata Erick.

Pewarta: Imam Santoso
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018