Jakarta, (ANTARA News) - Sejumlah warga mengeluhkan mekanisme penjualan tiket pertandingan Asian Games 2018, baik yang dijual secara online (daring) maupun offline atau di loket tiket (ticket box). 

Seorang warga bernama Kristin (26) mengaku kesulitan mendapatkan tiket untuk pertandingan tim bola basket putra Indonesia melawan Thailand pada Senin (20/8).

Perburuan tiket sudah dimulainya usai pertandingan pertama tim basket putra Indonesia yang berlangsung pada Selasa (14/8) lalu melawan Korea Selatan. 

"Pertandingan pertama, saya dapat tiketnya, beli online di kiostix. Tapi ketika mau beli lagi untuk pertandingan berikutnya, servernya down, jadi saya tidak bisa akses," kata Kristin di Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Senin. 

Perjuangan Kristin belum berhenti sampai disitu. Pada Minggu (19/8), dia mencoba untuk membeli langsung di loket tiket yang ada di Gate 7 GBK. Namun ternyata, tiket untuk pertandingan basket Senin (20/8) belum tersedia. 

"Kata panitia, tiket basket untuk Senin, baru akan dijual Senin juga. Jadi saya diminta untuk datang lagi ke GBK hari Senin," ujar Kristin. 

Dengan penuh semangat, dia pun kembali lagi ke GBK. Akan tetapi, rasa kesal kembali dirasakannya. Setelah mengantri sekitar 40 menit di Gate 7, panitia dari kiostix baru mengumumkan kalau penjualan tiket dipindah ke Gate 2, 3 dan 4. 

"Bareng sama orang-orang lain, kami menunggu shuttle bus yang akan mengantar ke Gate 2, 3 dan 4. Namun perjalanan shuttle bus tidak lancar, macet di jalan. Sekitar 45 menit, kami sampai di Gate 5. Karena orang-orang sudah tidak sabar, akhirnya kami semua turun dan berjalan kaki sampai Gate 2,3 dan 4," tutur Kristin. 

Upaya keras Kristin tidak juga membuahkan hasil. Sesampainya di loket tiket, ternyata tiket sudah habis terjual. Rasa marah, kesal dan kecewa pun seketika menyergapnya, ditambah lagi dengan cuaca yang panas siang itu. 

"Saya kecewa sekali pada semua pihak. Kenapa mekanisme penjualan tiket bisa berantakan seperti itu? Tadi saya bahkan sempat ditawari tiket sama calo, tapi saya tidak tertarik karena harganya mahal sekali. Masalah tiket ini harus cepat dibereskan," ungkap Kristin. 

Permasalahan tiket juga dialami oleh Githa Lestari (30) yang sudah dua kali kehabisan tiket. Pertama, saat ingin menyaksikan laga tim sepak bola putra Indonesia melawan Laos pada Jumat (17/8) lalu di Stadion Patriot Candrabaga, Bekasi. 

"Saya sudah cari tiket sejak Rabu (15/8) sore. Tapi, Jumat pagi saya dikabari kalau tiket sudah habis. Di loket tiket juga sudah habis. Ada calo-calo yang jual tiket, tapi mahal banget, bahkan ada yang jual sampai Rp200.000," papar Githa. 

Kekecewaan kembali dirasakannya saat ingin menonton pertandingan tim badminton Indonesia untuk akhir pekan, yakni Sabtu (25/8) atau Minggu (26/8). 

"Sengaja saya pilih akhir pekan supaya bisa ajak anak saya. Tapi hari ini saya cek ke blibli.com dan tiket.com sudah habis semuanya. Saya belum ada rencana untuk beli langsung di GBK, karena takutnya nanti ketika sampai disana, tiket juga sudah habis, jadi percuma," tandas Githa.

Baik Kristin maupun Githa, keduanya sama-sama berharap kepada pihak panitia, terutama bagian penjualan tiket agar secepatnya menyelesaikan masalah tersebut. Keduanya juga berharap pihak panitia terus menyampaikan informasi secara transparan mengenai ketersediaan tiket.

Baca juga: Pemesanan tiket daring masih membingungkan

Pewarta: Rr. Cornea Khairany
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018