Jakarta (ANTARA News) - Atlet renang I Gede Siman Sudartawa sangat sedih karena gagal menyumbang medali bagi Indonesia pada final nomor 50 meter gaya punggung putra di Stadion Akuatik GBK, Jakarta, Senin malam.

Perenang 23 tahun itu tidak bisa menutupi kekecewaannya dalam perlombaan final yang juga disaksikan oleh Presiden Joko Widodo itu.

Usai berlomba, Siman tampak bersalaman dengan perenang China Xu Jiayu yang memenangi medali emas. Setelah itu, ia berjalan kulai meninggalkan kolam renang.

"Tadi di belakang dia menaruh barang, menutupi mukanya, lalu menangis," ujar pelatih tim renang Indonesia Albert C. Sutanto kepada wartawan usai perlombaan.

Kekecewaan Siman sangat beralasan karena tumpuan Merah Putih itu ditargetkan meraih medali untuk cabang renang.

Jika dapat menyamai waktunya pada babak penyisihan yakni 25,01 detik, Siman akan memenangi perunggu, setelah perenang China Xu Jiayu di peringkat pertama dengan waktu 24,75 detik dan perenang Jepang Irie Ryosuke di peringkat dua dengan waktu 24,88 detik.

Baca juga: Pelatih: Berenang miring faktor kegagalan Siman

Sayangnya, harapan itu kandas karena Siman tidak dapat mempertahankan fokusnya. Ini adalah kekalahan kedua setelah pada Minggu (19/8), ia juga gagal menyumbang medali pada nomor 100 meter gaya punggung putra.

Peraih emas nomor 50 meter gaya punggung putra pada SEA Games 2017 Kuala Lumpur itu bahkan meminta Albert menemaninya tidur usai kegagalannya bersalto dengan mulus saat perlombaan sehari sebelumnya.

"Saya tidak pernah melihat Siman pada kondisi yang sampai membalikkan saja tidak tahu, ini pertama kali buat dia," kata Albert.

Kegagalan Siman pada Asian Games tahun ini diakui Albert sangat mengecewakan karena dia dinilai sudah siap secara fisik maupun mental. 

Pemuda Bali itu bahkan telah menyiapkan pakaian "training" yang akan dikenakannya untuk menerima medali jika menang.

"Tetapi Dewi Fortuna belum berpihak padanya, mungkin dia harus menunggu empat tahun lagi," kata Albert.

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018