Bentuk permainan ini sangat didukung oleh pakar karena dari sisi perkembangan anak, keterampilan motorik halus akan terasah secara mahir sehingga mereka mampu dalam melakukan aktivitas secara produktif,
Jakarta, (ANTARA News) - Perkumpulan Pengusaha Produksi dan Importir Mainan Indonesia (P3IMI) mengeluarkan seri mainan balok susunan islami atau Basumi berbentuk Masjid Istiqlal untuk anak-anak segala usia. 

Peluncuran seri mainan ini dilakukan dengan penandatanganan kerja sama antara Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal BPPMI) Asep Saepudin dan Ketua Umum P3IMI Sariat Arifia, di Masjid Istiqlal Jakarta, Selasa.

"Basumi ini mainan islami pertama di Indonesia yang berbentuk balok susun. Selain menumbuhkan imajinasi dan kreativitas pada anak, juga menjadi salah satu cara syiar yang efektif untuk mendekatkan masjid pada anak," kata Sariat kepada Antara News.

P3IMI dalam tahap awal akan memproduksi sekitar 40 ribu unit mainan Basumi dalam tiga bulan pertama. Penjualan mainan Basumi ditargetkan sebesar 300 ribu unit yang didistribusikan ke seluruh Indonesia, terutama di pasar grosir.

Ada pun harga di tingkat ritel dibanderol maksimal Rp200 ribu. Meski seluruh bahan baku diproduksi dari luar negeri, mainan ini telah berlabel Standar Nasional Indonesia (SNI).

"Kemungkinan besar harga ritel Rp200 ribu. Tapi kami punya kebanggan karena ini kualitas produknya tidak jauh berbeda dengan yang diproduksi Lego yang harganya bisa mencapai Rp700 ribu," kata Sariat.

Pada kesempatan itu, Wakil Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI) Bahrul Hayat mengatakan lewat mainan Basumi, anak-anak akan terdorong untuk mencintai Masjid Istiqlal, sebagai masjid kebanggaan Indonesia. Selain itu, mainan berbentuk balok susun tentunya dapat merangsang keterampilan motorik anak.

"Bentuk permainan ini sangat didukung oleh pakar karena dari sisi perkembangan anak, keterampilan motorik halus akan terasah secara mahir sehingga mereka mampu dalam melakukan aktivitas secara produktif," kata Bahrul.*

 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018