Jakarta (ANTARA News) - Iko Uwais, yang lahir di Jakarta 1983 lalu, kini menjadi salah seorang atlet pencak silat yang sukses dalam membawa talentanya ke ikon industri film dunia, yakni Hollywood.

Nama Iko pekan ini jadi trending setelah dirinya kembali beradu akting dengan aktor laga terkenal Mark Wahlberg di "Mile 22" yang tayang perdana pada Selasa 21 Agustus.

Dalam wawancara tertulis dengan Antara, Iko yang sedang berada di Kanada menjelaskan awal kariernya dalam dunia film hingga ia membintangi "Mile 22" serta persepsi Hollywood terhadap olahraga tradisional Indonesia, pencak silat. Berikut kutipan wawancaranya:

Bisa Anda ceritakan bagaimana perjalanan karier Anda hingga menjadi bintang internasional seperti sekarang?

Berawal dari Gareth Evans yang ingin membuat dokumenter mengenai pencak silat, tapi kemudian beliau berubah pikiran dan akhirnya ingin membuat film action. Saya dipercaya untuk menjadi pemeran utama di filmnya "Merantau", kemudian berlanjut ke film "The Raid", yang ternyata film tersebut mendapat pengakuan luar biasa di dunia internasional. Karier film saya pun akhirnya dimulai dari sana, dan berlanjut terus hingga sekarang.

Bagaimana Anda bisa bergabung dalam film "Mile 22" sebagai satu-satunya aktor Indonesia yang bermain dalam film tersebut?

Sutradara Peter Berg sangat menyukai performa saya di "The Raid", beliau kemudian mendapatkan nomor telepon saya dari manajemen saya dan menelpon saya jam 4 pagi di tahun 2015. Saya kaget dan senang tentunya. Saya tahu mengenai reputasi Peter Berg sebagai sutradara. Dan saya pun diundang ke AS untuk bertemu dengannya untuk membahas project "Mile 22", seketika saya setuju untuk bekerjasama. Awalnya dulu saya tahunya hanya bermain bersama Ronda Rousey, tapi kemudian berkembang menjadi sebuah project yang lebih besar dengan melibatkan Mark Wahlberg, Lauren Cohan, dan John Malkovich. 

Siapa pihak paling berjasa dalam karier dan kehidupan Anda sampai bisa menjadi bintang terkenal seperti sekarang?

Haji Achmad Bunawar. Guru silat saya dari perguruan Tiga Berantai. Beliau adalah sosok yang membuat saya percaya untuk percaya diri menekuni pencak silat. Kalau bukan karena beliau, mungkin saya tidak akan bisa seperti sekarang. 

Bagaimana Anda bisa menguasai bahasa Inggris dengan lancar?

Saya termasuk orang yang belajar kilat berbahasa Inggris dari kebiasaan sehari-hari. Fasih sih masih belum, tapi saya terus belajar sampai sekarang. Pengalaman bekerja di luar negeri memaksa saya untuk harus bisa cepat belajar dan menggunakan bahasa Inggris dalam keseharian.

Bagaimana pandangan dari sineas-sineas Hollywood terhadap pencak silat yang merupakan warisan budaya asli Indonesia?

Mereka sangat suka. Pencak silat adalah seni bela diri yang indah di mata mereka. Tidak kaku dan bisa diaplikasikan di berbagai situasi. Khususnya sedikit gaya silat yang saya lakukan di koreografi action untuk film, adalah hal yang sangat mereka sukai. Bisa sangat terlihat seperti perkelahian yang real.

Adakah bintang Hollywood yang sangat penasaran dengan seni bela diri pencak silat?

Saya sering bertukar pikiran dengan para aktor lain. Seperti Tony Jaa yang basic-nya Muay Thai, atau Scott Adkins yang dasarnya Taekwondo. Atau bahkan Ronda Rousey dari MMA atau Judo. Mereka menunjukkan ketertarikan terhadap silat. Tapi kami saling menghormati saja style masing masing.

Sebagai aktor film laga, apa rahasia Anda untuk tetap tampil bugar dan menjaga stamina?

Olah raga pastinya. Saya sering latihan di Gym, hampir setiap hari. 

Anda sekarang sudah menjadi bintang internasional kelas Hollywood, adakah rencana untuk pindah ke luar negeri?

Belum ada. Saya terkadang saat ini bisa menghabiskan delapan bulan dalam setahun untuk bekerja di luar negeri. Jadi bila ada waktu kosong, saya cenderung ingin menghabiskannya dekat dengan keluarga dan orang-orang terdekat saya. Di Indonesia.

Usai membintangi "Mile 22", apa proyek Anda berikutnya?

Saat ini saya sedang shooting sebuah project serial dari Netflix berjudul "Wu Assassins" di Kanada. Season 1 adalah sebanyak 10 episode. Dan di sini saya berperan sebagai Kai Jon, seorang chef Chinese Indonesian. Kebetulan saya diberi kepercayaan untuk menjadi pemeran utama, fight choreographer, dan co-executive produser di serial ini. "Wu Assassins" adalah sebuah serial action thriller yang menggabungkan elemen crime, drama, dan juga chinese mitologi.

Setelah Frank Grillo dan Mark Wahlberg, siapa lagi bintang Hollywood Anda ingin bisa main bersama Anda?

Wah banyak ya. Saya menghormati banyak aktor dan pasti akan merupakan pengalaman yang berbeda-beda bekerja dengan orang yang berbeda-beda. Walau sepertinya bermain dengan Jackie Chan yang dari dulu saya kagumi sepertinya akan jadi sesuatu yang besar untuk saya.

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018