Kami berharap dengan grebeg ini Yogyakarta bisa semakin tenteram, damai, dan sejahtera
Yogyakarta (ANTARA News) - Ratusan warga berebut gunungan Grebeg Besar dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat di Halaman Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, Rabu.

Dalam acara yang bersamaan dengan perayaan Idul Adha itu, tujuh gunungan hasil bumi yang terdiri atas gunungan kakung, puteri, gepak, darat, pawuhan dan dua gunungan jaler diarak ratusan prajurit dari Siti Hinggil Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Sebanyak lima gunungan di antaranya diarak menuju Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, sedangkan dua gunungan lainnya menuju Kantor Kepatihan dan Puro Pakualaman.

Adik Sultan HB X Gusti Bendara Pangeran Haryo (GBPH) Yudhaningrat mengatakan gunungan berupa hasil bumi yang dibagikan kepada masyarakat merupakan simbol sedekah raja kepada rakyatnya sekaligus wujud rasa syukur raja Sultan HB X terhadap Allah SWT.

Tradisi membagikan gunungan tersebut, kata dia, sudah dimulai sejak Islam masuk wilayah Jawa, khususnya di Keraton Demak Bintara.

"Kami berharap dengan grebeg ini Yogyakarta bisa semakin tenteram, damai, dan sejahtera," kata Yudhaningrat.

Seorang warga Wonosari, Gunung Kidul, Sudarni (45) yang ikut berebut gunungan, mengaku lega bisa mendapatkan satu tusuk ketan warna-warni.

Menurut dia, tusuk ketan tersebut akan dipasang di atas pintu rumah yang dipercayai dapat mendatangkan berkah.

"Katanya bisa mendatangkan keberkahan dan ketenteraman keluarga," kata Sudarni yang datang bersama keluarga.

Wisatawan mancanegara juga tertarik berebut gunungan. Salah satunya Maryam Perez, warga Maroko bersama suaminya Hamzah yang mengaku tetarik berebut gunungan meski tidak tahu maksud dari ritual tersebut.

"Saya Muslim dan saya ingin tahu bagimana perayaan Idul Adha di Indonesia. Ini sangat menarik, meski saya tidak tahu maksudnya," kata dia. 

Baca juga: Warga Solo padati Grebeg Besar

Baca juga: Ratusan warga berebut gunungan Grebeg Besar keraton

 

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2018