Tentu saja ini perjuangan keras para atlet, menghasilkan sesuai harapan kita satu emas dari Ketepatan Mendarat beregu putra.
Bogor (ANTARA News) - Cabang olahraga Paralayang berhasil mencapai target menyumbang satu medali emas Asian Games 2018 untuk Indonesia di nomor ketepatan mendarat beregu putra.
     
"Tentu saja ini perjuangan keras para atlet, menghasilkan sesuai harapan kita satu emas dari ketepatan mendarat beregu putra," kata Kepala Pelatih Paralayang, Gendon Subandono di arena Paralayang, Gunung Mas, Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu. 
   
Atlet paralayang putra Indonesia berhasil meraih emas pada nomor KTM nomor beregu putra yang berlangsung enam ronde dengan nilai 1.104. 
   
Indonesia menurunkan lima atlet putra yakni Hening Paradigma, Roni Pratama, Joni Efendi, Aris Apriansyah, dan Jafro Megawanto.
   
Kelima atlet Indonesia mampu menekan Korea Selatan yang dikenal cukup unggul dalam olahraga terbang tersebut. 
   
Korea sendiri menurunkan Jinoh Kim, Changmin Lee, Chulsoo Lee, Seong Min Lee, dan Moonseob Lim.
   
Negara ginseng ini harus puas dengan diposisi kedua dengan raihan nilai 1.771. Sementara itu Thailand dengan atlet andalannya Sarayut Chinpongsatorn, Tanapat Luangiam, Mongkut Preecha, Jirasak Witeetham, dan Nithat Yangjui berada di posisi ketiga dengan nilai 1.901. 
   
Tidak hanya mengantongi emas, atlet palarayang Indonesia juga meraih perak di nomor KTM beregu putri dengan nilai 2.122. 
   
Pesaing utama Thailand menurunkan pilot terbaiknya Chantika Chaisanuk, Nunnapat Phuchong, dan Narubhorn Wathaya berhasil membawa emas dengan nilai 2.045.
   
Sementara itu timnas Korea Selatan dengan trio Srikandi yaitu Jinhee Baek, Woo Young Jang, dan  Da Gyeon Lee meraih perunggu dengan nilai 2.363.
     
Menurut Gendon, capaian ini melalui kerja sama semua pihak, baik atlet, pelatih, manajer, dan tim pendukung lainnya yakni Kemenpora, KONI, serta penyelenggara pertandingan.  
     
Perjuangan untuk meraih emas dan perak lanjutny, tidaklah mudah, atlet harus menghadapi dinamika cuaca yang berbeda saat pertandingan dengan saat latihan selama satu tahun delapan bulan.
   
Cuaca menjadi tantangan terberat para atlet, selain beban mental sebagai tuan rumah, tekanan yang dirasakan cukup berat.
     
"Perjuangan itu terus menerus kita lakukan," kata Gendon.
     
Pada babak (ronde) pertama sampai ketiga, beregu putra Indonesia masih memimpin. Sampai pada babak keempat sempat terjadi penurunan dan disalip oleh China. 
     
Tetapi pada babak keenam, tim putra Indonesia kembali bangkit dan mampu mempertahankan posisi pertama. 
   
"Tim putra kita terus konsisten, sempat di ronde empat kita kalah dari China. Tapi pada ronde kelima, China drop, Indonesia naik lagi," katanya.
     
Sementara untuk tim putri yang diperkuat Lis Andriana, Ike Ayu Wulandari, dan Rika Wijayanti sampai ronde keempat masih unggul. Tetapi di ronde kelima kalah dari Thailand, hingga ronde keenam tidak mampu mengejar lagi. 
   
"Selisih tim putra kecil jadi bisa dikejar, tim putri selisih nilai cukup jauh," kata Gendon.
   
Saat disinggung soal target cabang olahraga paralayang, Gendon mengatakan, target adalah satu emas, tetapi pihaknya berusaha untuk sebanyak-banyaknya.

Baca juga: Menpan-RB beri selamat peraih medali paralayang
Baca juga: Indonesia rebut emas dan perak paralayang Asian Games

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018