Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti) berharap agar para mahasiswa yang mengikuti program "Seeds for The Future" bisa menciptakan lapangan pekerjaan usai kembali ke Indonesia.

"Kami harapkan tidak hanya sebagai pekerja di Indonesia, namun bisa menciptakan lapangan pekerjaan," ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti Prakoso, di Jakarta, Jumat.

Beliau juga menambahkan agar para mahasiswa yang mengikuti program dari Huawei ini tidak hanya mengenal tentang teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tapi juga mengenal karakter dari rekan-rekan yang akan ditemui di Tiongkok nanti.

"Bagaimana dia itu bekerja, karakternya terhadap pekerjaan yang diembannya terutama dalam bidang teknologi informasi dan telekomunikasi," kata Prakoso saat menghadiri acara pre-departure dan alumni gathering program "Seeds for The Future".

Program "Seeds for the Future" merupakan program dimana produsen teknologi Huawei memilih 10 mahasiswa dari tujuh perguruan tinggi terkemuka di Indonesia yakni Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran, Universitas Telkom, Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah Mada dan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya.

Sepuluh mahasiswa itu, yang terpilih setelah lolos seleksi kemudian akan diberangkatkan ke Tiongkok untuk menjalani program semi-pemagangan dan bimbingan tentang teknologi dan inovasi terbaru dalam dunia informasi serta telekomunikasi terbaru hingga 7 September 2018.

Para peserta ini akan dibekali pengetahuan mengenai perkembangan teknologi jaringan 3G/4G/5G, komputasi awan, Internet of Things hingga jaringan yang cerdas.

"Program 'Seeds for The Future' yang digelar sejak tahun 2008 merupakan komitmen kami dalam menyiapkan SDM berkompetensi tinggi dan siap untuk diandalkan dalam mengantisipasi dinamika dunia teknologi informasi dan teknologi, termasuk revolusi industri 4.0 yang tidak lama lagi diyakini oleh banyak pihak akan membawa perubahan besar," tutur Vice President Public Affairs and Communication Huawei Indonesia Selina Wen.

Dia juga menambahkan bahwa khusus di Indonesia, program itu juga menjadi bentuk respons kami terhadap kebutuhan dunia pendidikan dalam melahirkan lulusan-lulusan yang sesuai dengan kebutuhan industri.

Baca juga: Australia larang Huawei dan ZTE pasok perangkat 5G

Baca juga: Trump teken RUU larang pemerintah pakai teknologi Huawei-ZTE

Baca juga: Lebih 1.000 BTS di Lombok terganggu, Huawei dukung pemulihan

Baca juga: Huawei ingin jadi nomor satu di pasar ponsel dunia
 

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018