Sekarang 30 persen, kita inginkan bisa 40 sampai 50 persen
Palembang (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta tingkat penggunaan komponen dalam negeri (TKDN) untuk sarana kereta api bisa meningkat dari yang saat ini 30 persen menjadi 50 persen.

"Sekarang 30 persen, kita inginkan bisa 40 sampai 50 persen," kata Menhub saat meninjau LRT Sumatera Selatan di Palembang, Jumat.

Budi menambahkan saat ini sarana LRT Sumatera sudah menggunakan produk dalam negeri, yaitu buatan PT Industri Kereta Api.

Dia menjelaskan penggunaan TKDN sendiri sebetulnya tidak jauh berbeda dengan harga komponen buatan luar negeri, hanya saja diharapkan apabila terus berkembang bisa memangkas biaya produksi.

"Dari segi rupiah relatif sama karena industri di Indonesia itu baru, belum mencapai titik efisiensi, baik dari segi jumlah mauoun jumlah tenaga kerja tapi kita upayakan harganya tidak naik," katanya.

Sementara itu, lanjut dia, di luar negeri dari sisi industri sudah berkembang karena tenaga kerja banyak, sehingga produk yang dihasilkan banyak.

"Dia bisa membangun 100 kereta api, harganya akan relatif murah, TKDN relatif sama karena jumlah sedikit, risiko tinggi, tapi kita berharap industri lain akan mengembangkan komponen TKDN sehingga akan lebih murah," katanya.

Dalam kesempatan sama, Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Wahyu Widodo Pandoe mengatakan pihaknya mendorong agar sarana LRT baik Sumsel maupun Jakarta menggunakan produk dalam negeri.

"Sudah saatnya kita menjadi tuan rumah di negeri sendiri, agar bisa dimanfaatkan dan menjadikan fasilitas nyaman dan efisien," katanya.

Dia mengatakan bahkan penggunaan TKDN harus mencapai 60 persen.

"AC sudah buatan lokal, LRT Jabodebek sarana masih Korea, tahun depan Inka, orang enggak akan nanya prasarananya, tapi orang akan lihat sarananya buatan kita sendiri atau negara lain," katanya.

Baca juga: LRT Jabodetabek bidik TKDN hingga 65 persen

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Apep Suhendar
Copyright © ANTARA 2018