Padahal film itu cermin budaya
Jakarta (ANTARA News) - Seiring dengan perkembangan teknologi, banyak terjadi pergeseran di segala bidang, salah satunya pada industri film. Bioskop pun bukan satu-satunya media untuk mempertontonkan sebuah karya.

Platform film digital dan channel YouTube, kini banyak dipilih oleh anak-anak muda untuk berkreasi. Malah, tidak sedikit juga anak-anak sekarang yang senang nge-vlog untuk memamerkan aksinya. Akhirnya hal ini membuat Abimana Aryasatya selaku aktor dan produser resah.

Baca juga: "Petualangan Menangkap Petir" ajarkan anak meraih mimpi

Baca juga: Abimana terharu dibilang mirip Dono


"Gue dengarnya resah. Mereka bilang nggak mau (bikin film) dan gede mau bikin vlog. Padahal buat film menyenangkan karena bersama. Bukan filmnya yang penting, tapi melakukan hal itu bersama-sama yang lebih menyenangkan," ucap Abimana saat berbincang di Jakarta.

Abimana hidup dan besar di dunia film. Dia tahu betul jatuh bangunnya berada di industri ini selama lebih dari 20 tahun. Maka ketika minat anak sekarang mulai luntur di film layar lebar, ketakutan akan hilangnya film bioskop pun muncul.

"Saya takut suatu saat film itu dilupakan. Jadi yang kita tahu sekarang hanya YouTube. Saya ingin layar lebar, suara, dan semua itu masih menjadi budaya sampai nanti. Padahal film itu cermin budaya," tutup produser "Petualangan Menangkap Petir" itu.

Baca juga: Lagu Endank Soekamti dijadikan soundtrack film anak-anak

Baca juga: 6 alasan film "Wiro Sableng" mesti ditonton

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018