Jakarta (ANTARA News) - Petinju putri Indonesia di kelas ringan (60 kg) Huswatun Hasanah melebarkan asa Indonesia untuk meraih medali, setelah memastikan diri lolos ke perempatfinal dengan menaklukan petinju Kyrgistan Farida Pupova.
    
Dalam pertandingan tiga ronde di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Sabtu malam, Hasanah tampil menekan dan beberapa kali pukulan lurus (straight) berhasil mencuri poin.
    
Di ronde kedua, beberapa kali serangan jab Hasanah membuat Farida bergeming. Farida mencoba menerapkan pertahanan ganda dan sesekali menyerang melalui pukulan samping (swing) dan lurus.
    
Di ronde ketiga, Hasanah tampil lebih dominan. Sorak-sorai ratusan pendukung Indonesia yang memadati tribun kanan Hall C JIEXPO Kemayoran, Jakarta, mampu membuatnya tampil lepas. Petinju muda berusia 20 tahun itu menuntaskan pertandingan perdananya dengan skor telak 5-0.
    
Usai laga, Hasanah mengatakan kemampuannya meningkat signifikan setelah menjalani pemusatan latihan nasional (pelatnas) di Manado, Sulawesi Utara.
    
"Semua kemenangan ini berkat hasil kerja keras menjalani program latihan pelatnas selama 10 bulan," ujarnya.
   
Hasanah menjadi petinju pertama Indonesia yang memastikan lolos ke perempatfinal. Dia akan menantang petinju senior India berusia 31 tahun, Pavitra.
   
Hasanah pada awalnya sebenarnya tidak diunggulkan untuk meraih medali pada Asian Games 2018 ini. Pengurus Pusat Persatuan Tinju Amatir (PP Pertina) mengatakan potensi medali bersumber dari Kelas Layang (46-49 kg) putra, Kelas Terbang (49-52 kg) putra, Kelas Bantam (52-56 kg) putra, dan Kelas Ringan (56-60 kg) putra.
   
Kemenangan Hasanah di penyisihan ini juga melengkapi tiga kejayaan petinju Indonesia pada babak penyisihan, Sabtu ini yakni petinju di nomor welter ringan (64 kg) Libertus Gha, petinju di kelas terbang ringan putra (49 kg) Mario Blasius Kali dan Sunan Agung Amoragam di kelas bantam (58kg)  
   
Cabang olahraga tinju Asian Games 2018 melombakan 10 medali emas di 10 nomor. Indonesia mengirim semua atletnya di 10 nomor.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018