Banda Aceh (ANTARA News) - Dosen arsitektur Institut Tehnologi Bandung (ITB) M Ridwan Kamil meraih juara pertama sayembara desain museum tsunami di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan berhak mendapat hadiah senilai Rp100 juta. Ridwan menyisihkan 68 peserta yang mengikuti lomba desain berjudul "Rumoh Aceh as Escape Hill" dari seluruh Indonesia, kata jurubicara Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias Tuanku Mirza Keumala di Banda Aceh, Sabtu. Desain yang keluar sebagai pemenang dalam sayembara itu akan digunakan untuk pembangunan museum tsunami yang akan dibangun di Kota Banda Aceh dan didanai BRR Aceh-Nias dengan total hadiah Rp275 juta tersebut. "Jika dilihat dari desain konsep, Rumoh Aceh Escape Building yang akan dibangun di atas areal 10.000 m2 itu mengambil ide dasar rumoh Aceh yakni rumah tradisional masyarakat Aceh, berupa bangunan rumah panggung," kata Mirza Keumala. Ia menjelaskan, desain gambar yang tertuang dalam karya M Ridwan Kamil memperlihatkan di lantai pertama bangunan museum adalah ruang terbuka seperti rumah tradisional Aceh. "Gambar itu bermakna bahwa ruangan terbuka itu dapat dimanfaatkan sebagai ruang publik dan jika terjadi banjir atau tsunami, maka laju air yang datang tidak akan terhalangi," jelas dia. Selain itu, dalam desain karya dosen ITB itu terdapat unsur tradisional antara lain berupa tari Saman yang diterjemahkan dalam kulit luar bangunan eksterior. Sementara, denah bangunan merupakan analogi dari epicenter sebuah gelombang laut tsunami. Dalam desain itu Ridwan mengilustrasikan bencana alam dalam sebuah bangunan yang sekaligus mengekspresikan kejadian tsunami 26 Desember 2004, kata dewan juri DR Kamal A Arief M.Eng. Selain itu, tampilan eksterior karya tersebuut juga mengekspresikan keberagaman budaya Aceh melalui pemakaian ornamen dekoratif unsur transparansi elemen kulit luar bangunan. Sedangkan tampilan interiornya mengetengahkan sebuah tunnel of sorrow yang menggiring pengunjung ke suatu perenungan atas musibah dahsyat yang diderita warga Aceh sekaligus kepasrahan dan pengakuan atas kekuatan dan kekuasaan Allah dalam mengatasi sesuatu. Desain museum ini juga memiliki escape hill, sebuah taman berbentuk bukit yang dapat dijadikan sebagai salah satu antisipasi lokasi penyelamatan terhadap datangnya banjir atau tsunami. Kemudian juga ada the hill of light, selain taman untuk evakuasi yang dipenuhi ratusan tiang, para pengunjung dapat meletakkan karangan bunga, semacam personal space dan juga ada memorial hill di ruang bawah tanah serta dilengkapi ruang pameran. Museum tsunami yang menghabiskan dana sekitar Rp70 miliar itu juga mengandung nilai-nilai religi, seperti ruang yang disebut The Light of God. Ruang berbentuk sumur silinder itu menyorotkan cahaya ke atas sebuah lubang dengan tulisan arab "Allah" dan dinding sumur silinder dipenuhi nama para korban. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007