Jakarta (ANTARA News) - Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) akan akan bergabung dengan kelompok-kelompok masyarakat adat dari negara dan kawasan lain untuk menyampaikan isu masyarakat adat dalam pertemuan aksi iklim global (Global Climate Action Summit/GCAS) di San Francisco, Amerika Serikat, 12-14 September.

Deputi Bidang Kelembagaan, Komunikasi dan Penggalangan Sumber Daya PB AMAN Mina Susana Setra di Jakarta, Minggu, mengatakan AMAN akan bergabung dengan kelompok masyarakat adat global seperti Coordinator of Indigenous Organization of the Amazon (COICA) dan the Brazilian Indigenous Organization AIPB.

Mina mengatakan ada lima isu yang akan disuarakan AMAN kepada para pemangku kepentingan global yang menghadiri GCAS, termasuk di antaranya hak atas tanah dan wilayah adat; hak masyarakat adat untuk diutamakan mendapat informasi dan berkeputusan dalam negara; dan penghentian kriminalisasi dan pembunuhan masyarakat adat.

"Isu ini masih banyak dihadapi masyarakat adat di dunia, termasuk di Indonesia, di Amerika Serikat maupun di Amerika Latin. Dan jumlahnya tinggi sekali," ujar Mina.

Ia menyebutkan bahwa 45 persen korban dalam 250 kasus pembunuhan merupakan masyarakat adat, dan dalam dua tahun terakhir jumlahnya bertambah, terutama di Amerika Latin dan Afrika, di mana kasus yang dihadapi kebanyakan konflik dengan korporasi yang mendapat dukungan pemerintah setempat.

Isu lain yang akan disampaikan berkenaan dengan akses langsung pendanaan, mengingat selama ini komitmen dunia pada masyarakat adat besar tetapi selalu tidak pernah sampai.

Selain itu mereka akan menyuarakan pentingnya pengakuan terhadap pengetahuan tradisional masyarakat adat.

Mina menjelaskan bahwa pada 2018, UNFCCC mengeluarkan platform pengetahuan masyarakat adat terkait teknologi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

"Ini platform untuk transfer teknologi masyarakat adat," ujar Mina.

Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia, dia menjelaskan, sudah menyebutkan secara spesifik mengenai hal itu, bahkan ada pengakuan tidak langsung soal Indigenous People di Indonesia.

GCAS di San Francisco antara lain akan dihadiri oleh Sekretaris Eksekutif UNFCCC Patricia Espinosa, Perwakilan Khusus untuk Urusan Perubahan Iklim dari Tiongkok Menteri Xie Zhenhua, Ketua Kelompok Mahindra Anand Mahindra, Utusan Sekretaris Jenderal PBB tentang Pemuda Jayathma Wickramanayak, Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Aksi Iklim Michael R. Bloomberg dan Gubernur California Edmund G. Brown Jr.

Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat Al Gore, musisi Dave Matthews, CEO Unilever Paul Polman, aktor Alex Baldwin, hingga mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry juga dijadwalkan hadir.

Baca juga: DPD susun RUU Perlindungan Hak Masyarakat Adat
Baca juga: Pemerintah tinjau ulang rencana adaptasi perubahan iklim
 

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018