Jakarta (ANTARA News) - Serena Williams, petenis nomor 1 dunia, dilarang untuk mengenakan pakaiannya—yang terinspirasi dari film “Black Panther”—,pada turnamen Prancis Terbuka mendatang.

Serena terlihat mengenakan bodysuit berwarna hitam pada turnamen Roland Garros yang diadakan awal tahun ini, yang juga merupakan aksi kembalinya ia di grand slam setelah melahirkan.

Lebih dari sekedar fashion, pakaian ketat ini dirancang untuk melindungi Serena dari penggumpalan darah, setelah sebelumnya ditemukan hematoma—penumpukan darah beku di luar pembuluh darah—dalam tubuh Serena setelah ia melahirkan putrinya, Olympia.

“Aku hampir mati setelah melahirkan putriku, Olympia,” ujar Serena. “Pertama luka pada C-section-ku terbuka karena batuk keras yang aku alami karena emboli,” tambahnya.

“Aku kembali menjalani operasi, dimana para dokter menemukan hematoma besar, penumpukan darah beku di perutku. Kemudian aku menjalani prosedur untuk mencegah penumpukan darah tersebut tidak mengenai paru-paruku.”

Terkait pakaian yang ia kenakan pada Roland Garros tersebut, Serena mengungkapkan bahwa pakaiannya membuatnya merasa seperti seorang putri kstaria. Meskipun pakaiannya sudah dirancang jauh dari sebelum film “Black Panther” dirilis, namun bagi Serena pakaian tersebut seperti pakaian yang diinspirasi dari Wakanda.

Serena tidak lagi mengenakan cat-suitnya setelah ia kenakan pada turnamen Prancis Terbuka lalu, dan kini tampaknya ia tidak lagi dapat mengenakan pakaian itu.

Bernard Giucedelli, selaku presiden FFT, memberikan sepotong kritik yang mengejutkan kepada Serena dan juga pemain lainnya untuk lebih “konservatif” pada turnamen mendatang.

“Saya percaya terkadang mungkin kita terlalu jauh. Pakaian Serena tahun ini misalnya, sudah tidak bisa lagi diterima. Anda harus menghormati permainan dan tempatnya,” kata  Giucedelli.

Serena belum menanggapi permasalahan ini, tetapi hal ini menuai berbagai kritik tajam di media sosial. Demikian dilaporkan Independent dan Comicbook.

Diterjemahkan oleh Rizky Aulia Ramadhian

Pewarta: ANTARA
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018