Kabul (ANTARA News) - Pesawat Tajikistan atau Rusia mengebom distrik di perbatasan bagian timurlaut Afghanistan dalam bentrokan kelompok bersenjata dengan penjaga perbatasan Tajikistan, dan enam pria tersebut tewas setelah membunuh dua penjaga, kata dua pejabat pemerintah Afghanistan pada Senin.

Bentrokan di perbatasan jarang terjadi di perbatasan Afghanistan dengan Tajikistan jika dibandingkan misalnya dengan pertempuran di sepanjang perbatasan bagian timur Afghanistan dengan Pakistan.

Juru bicara Kepolisian Provinsi Takhar, Khalil Asir, mengatakan belum jelas apakah pesawat itu milik Rusia dan Tajikistan, yang melancarkan pengeboman pada Ahad di distrik Durqad, Provinsi Takhar, tetapi delapan petempur Taliban tewas, dan enam lagi luka-luka.

Jawed Hejri, juru bicara gubernur provinsi Takhtar, juga mengatakan belum jelas asal negara pesawat penyerang itu tetapi dia mengatakan enam orang yang tewas dalam bentrokan dengan pasukan penjaga perbatasan Tajikistan adalah penyelundup obat bius.

"Jatidiri penyelundup itu belum diketahui," kata Hejri.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid membenarkan bentrokan itu terjadi tapi menyatakan penyelundup obat bius dan pasukan perbatasan Tajikistan bentrok dan pesawat itu mengebom kawasan hutan yang digunakan para penyelundup., demikian Reuters melaporkan.

"Kami sedang menyelidiki ini sementara petempur Taliban tidak mendapat izin untuk bentrok dengan negara-negara tetangga," ujar dia.

Para pejabat di Kedutaan Tajikistan dan Rusia di Kabul belum segera memberi komentar.

Baca juga: Rusia siap pasok senjata buat Afghanistan

Selain berbatasan dengan Pakistan dan Tajikistan, Afghanistan juga memiliki tapal batas dengan Uzbekistan.

Delegasi dari Taliban Afghanistan bertemu para pejabat Uzbekistan dalam lawatan baru-baru ini ke negara itu untuk membahas isu-isu termasuk transportasi dan jalur pasokan listrik dan perdamaian di Afghanistan, kata kantor politik gerakan itu.

Muhammad Sohail Shaheen, juru bicara kantor politik Taliban, mengatakan pada Sabtu (11/8), wakil-wakil Taliban bertemu Menteri Luar Negeri Uzbekistan Abdul aziz Kamilov dan Wakil Khusus untuk Afghanistan Ismatulla Irgashev selama lawatan pada 6-10 Agustus.

Dikatakannya, mereka "membahas proyek-proyek nasional saat ini dan masa datang seperti keamanan jalan kereta api dan jalur pasokan listrik."

"Delegasi itu bertukar pandangan dengan para pejabat Uzebekistan tentang penarikan pasukan asing dan bagaimana mencapai perdamaian di Afghanistan," ujarnya.

Pernyataan tersebut, yang dikeluarkan ketika petempur Taliban bentrok dengan pasukan pemerintah untuk menguasai kota Ghazni, di bagian tengah Afghanistan, menambah serangkaian sinyal campuran sejak gencatan senjata tiga-hari yang tak diduga-duga selama libur Idul Fitri pada Juni.

Jalur pasokan listrik dan kereta api dari Uzbekistan vital untuk perdagangan lintas batas dan memelihara pasokan listrik ke Afghanistan yang sering terkendala dan mengalami pemadaman.

Taliban, yang bertempur untuk menggulingkan pemerintah dukungan Barat dan mengusir pasukan internasional, pada umumnya menahan diri tidak melakukan sabotase terhadap prasarana vital dan telah berusaha untuk meyakinkan negara-negara tetangga mengenai tujuan-tujuan mereka.

Pejabat tinggi Taliban mengatakan gerakan itu mendirikan kantor politik di Tashkent, ibu kota Uzbekistan, yang bertujuan membangun hubungan lebih baik dan menunjukkan bahwa mereka tidak bermaksud mendukung kelompok pemberontak setempat.

Editor: Mohammad Anthoni
 

Pewarta: Antara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2018