Empat lingkungan tersebut tercatat sebagai lingkungan terparah terkena dampak gempa bumi, dan warganya kini rata-rata menjadi pengungsi permanen,
Mataram,  (ANTARA News) - Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, akan melibatkan jajaran TNI untuk membersihkan areal pembangunan rumah bertemakan rumah indah sederhana aman (RISA) pada empat lingkungan yang mengalami rusak berat akibat gempa bumi belum lama ini.

"Pelibatan jajaran TNI dimaksudkan guna mempercepat proses pembersihan puing-puing rumah warga yang roboh akibat gempa bumi," kata Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana di Mataram, Selasa.

Menurutnya, proses pembersihan puing-puing rumah warga yang roboh akibat gempa bumi sudah dilakukan oleh aparat dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) dengan menggunakan alat berat maupun secara manual.

Akan tetapi untuk lebih mempercepat proses tersebut diperlukan kerja sama berbagai pihak, karenanya mulai Rabu (29/8), selain melibatkan jajaran TNI, pemerintah kota juga akan melibatkan aparat terkait.

Misalnya, anggota Satpol PP Mataram, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim), tim reaksi cepat (TRC) serta para taruna siaga bencana (tagana) dari Dinas Sosial Kota Mataram.

"Harapannya, dengan telah dibersihkannya rumah warga tersebut proses pembangunan rumah bertemakan RISA bisa segera dikerjakan," katanya.

Dikatakan, empat lingkungan yang akan menjadi sasaran pembersihan lokasi untuk pembangunan RISA di Lingkungan Gontoran, Tegal, Pengempel Indah Kecamatan Sandubaya dan Lingkungan Kamasan, Kecamatan Selaparang.

"Empat lingkungan tersebut tercatat sebagai lingkungan terparah terkena dampak gempa bumi, dan warganya kini rata-rata menjadi pengungsi permanen," ujarnya.

Sekretris Daerah (Sekda) Kota Mataram H Effendi Eko Saswito sebelumnya mengatakan, saat ini lebih dari 1.500 kepala keluarga (KK) pengungsi permanen itu tinggal di tenda darurat di atas lahan sawah milik warga.

Dengan demikian, ketika musim tanam tiba diyakini pemilik lahan akan menggarap sawahnya, sehingga pemerintah kota harus menyiapkan anggaran untuk sewa lahan. "Begitu juga untuk pembersihan dan penataan lingkungan harus kita anggarkan, sebab sebelum rumah mereka dibangun setelah bantuan cair, kita terlebih dahulu melakukan pembersihan terhadap puing-puing rumah warga," katanya.

Selain itu, fasilitas dasar pembangunan tempat mandi, cuci dan kasus (MCK) komunal juga perlu segera terpenuhi, mengingat bantuan untuk pembangunan rumah warga itu sampai sekarang belum ada informasi pencairan.

"Warga akan berada di lokasi pengungsian sampai rumah mereka rampung dibangun secara menyeluruh," katanya.*

 


Baca juga: Rumah Zakat kirim 30.000 kornet ke Lombok

Baca juga: Mataram usul pencairan jaminan hidup bagi korban gempa



 

Pewarta: Nirkomala
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018