Jakarta (ANTARA News) - Anggapan ibu rumah tangga memiliki tingkat stres yang tinggi tidak sepenuhnya benar karena tidak semua ibu yang berada di rumah mengalami hal itu, menurut psikolog Intan Erlita.

"Tidak juga, ibu yang bekerja juga bisa stres," kata Intan, yang banyak menangani masalah seputar anak dan keluarga, pada diskusi yang diadakan Sun Life Financial di Jakarta, Kamis.

Intan menggarisbawahi, merupakan hal yang tidak bijak apabila membandingkan ibu bekerja dengan ibu yang berada di rumah dalam hal mengurus rumah tangga dan mengasuh anak, setiap orang punya cara untuk menjalankan kehidupan mereka.

Ibu yang berada di rumah, menurut dia, terkesan memiliki tingkat stres yang tinggi karena dia mengurus rumah dan keluarga selama 24 jam penuh. Ketika berada di rumah, orang cenderung melakukan rutinitas, berbeda dengan ketika berada di luar rumah, mereka bisa melihat hal baru.

"Jadi, seolah tinggi tingkat stresnya," kata Intan.

Padahal, jika mampu membagi waktu, ibu akan terhindar dari stres karena dia bisa menemukan waktu untuk beristirahat di sela-sela kegiatan antar-jemput anak sekolah dan membereskan rumah, misalnya.

Para ibu yang terbiasa melakukan multitugas ini, sering disebut Supermom, harus memahami keterbatasan dirinya, tidak semua hal dapat dilakukan. Jika sering marah bahkan untuk hal yang sepele, tandanya ibu sedang stres dan perlu beristirahat.

"Butuh 'me time', ke salon misalnya," kata dia.

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2018