.
Jakarta  (ANTARA News) - Sekitar 20 rumah sakit pendidikan mengikuti lokakarya Telemedicine Indonesia ke-3 yang diadakan di Jakarta pada 30 Agustus-2 September 2018, kata Koordinator Jaringan Telemedicine Indonesia Dadang Makmun.

"Ada sekitar 20  rumah sakit pendidikan dari berbagai daerah di Indonesia yang terlibat dalam lokakarya tahun ini," katanya dalam Lokakarya Telemedicine Indonesia ke-3 di Jakarta, Kamis.

Sekitar 20 pusat layanan kesehatan yang hadir itu, antara lain dari Jakarta, Palembang, Medan, Surabaya, Malang, Yogyakarta, Semarang, Solo, Bali,  dan Makassar.

Telemedicine adalah pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan medis jarak-jauh. 

Dadang yang juga Kepala Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu, menuturkan jumlah rumah sakit pendidikan yang mengikuti lokakarya itu meningkat dibandingkan dengan saat awal telemedicine pada 2014 yang melibatkan 11 rumah sakit pendidikan.

Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI) menyelenggarakan Lokakarya Telemedicine Indonesia ke-3 dengan serangkaian kegiatan, antara lain Simposium Endoskopi Gastrointestinal Internasional Jakarta dan Demonstrasi Langsung yang bekerja sama dengan Telemedicine Development Center of Asia (Temdec) dan Trans-Eurasia Information Network (TEIN) Cooperation Center.

Dalam lokakarya itu, dihadiri antara lain Direktur Telemedicine Development Centre of Asia (Temdec) Shuji Shimizu dan Wakil Direktur Temdec Tomohiko Moriyama.

Ketua Lokakarya Telemedicine Indonesia ke-3   Marcellus Simadibrata mengatakan lokakarya itu menyoroti pentingnya telemedicine dalam penanganan kesehatan dan peningkatan kemampuan tenaga kesehatan.

Ia menuturkan lokakarya itu memberikan gambaran praktik-praktik telemedicine yang telah dilakukan berbagai pihak, termasuk rumah sakit pendidikan.

Dalam lokakarya itu juga membahas perkembangan kegiatan telekonferensi telemedicine rutin yang diinisiasi oleh PEGI yang melibatkan berbagai perguruan tinggi negeri dan jejaring rumah sakit pendidikan di Indonesia, yang kemudian berkembang ke jejaring komunitas kedokteran yang lain, yaitu imuno-neurologi, kedokteran gigi, dan pendidikan kedokteran.

Dia mengatakan simposium endoskopi dan demonstrasi langsung diadakan karena meningkatnya jumlah penyakit gastrointestinal di wilayah Indonesia dan Asia, di mana prosedur endoskopi gastrointestinal (GI) adalah salah satu alat diagnosis dan pengobatan yang paling penting.  
 
Baca juga: Menkes minta pelayanan pasien semakin prima

 Baca juga: Palapa Ring Timur akan dukung layanan "telemedicine"
 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018