Samboja, Kalimantan Timur (ANTARA News) - Dua ekor orangutan yang diadopsi PT Bridgestone Tire Indonesia (BSIN), bagian dari perusahaan produsen ban dan karet Bridgestone Corporation, sudah siap dikembalikan ke habitat aslinya. 

BSIN bekerjasama dengan Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) dalam program “Ecopia Supports Orangutan” dengan memberi donasi untuk mengadopsi dua orangutan, juga melestarikan satu hektar lahan hutan di sekitar hutan konservasi orangutan tersebut. 

Program ini dimulai pada 2012, berlanjut lagi  pada 2014 dan 2016 dengan total donasi  mencapai Rp1,3 miliar pada 2016. Tahun ini, BSIN menyumbangkan Rp340 juta, sehingga total donasi mencapai Rp1,64 miliar. 

“Program konservasi hutan dan adopsi orangutan yang kami lakukan ini merupakan salah satu komitmen CSR global yang salah satu fokusnya pada lingkungan,” ujar Akihito Ishii, Presiden Direktur BSIN, di Samboja Lodge, Kalimantan Timur, Jumat.

Baca juga: BOSF lepas liarkan 10 orangutan ke TN Bukit Baka

Obi dan Elder

Orangutan bernama Obi dan Elder sudah dilatih agar siap dilepas ke alam liar selama lebih dari lima tahun dengan melewati masa rehabilitasi di Sekolah Hutan. 

Obi awalnya dipelihara manusia sehingga tidak terbiasa dengan alam liar, sementara Elder ditinggal mati ibunya sejak bayi. 

Program Manager BOS, dr. Agus Irwanto, menjelaskan tiap orangutan yang direhabilitasi diajari kemampuan untuk bertahan hidup di alam secara mandiri. Di antaranya adalah mampu memanjat pohon dan mencari pakan sendiri. 

Setiap orangutan yang baru direhabilitasi akan melewati pemeriksaan sebelum dimasukkan ke kelas yang sesuai dengan kemampuannya. 

Menurut Agus, ada tiga kelas yang bisa diibaratkan seperti Taman Kanak Kanak, SD-SMP, SMA hingga dilepas ke pulau pra-pelepasliaran. 

“Tahun 2012 mereka bisa dibilang masih TK, sekarang sudah lulus SMA,” kata Agus. 

Kini mereka dipindahkan ke pulau pra-pelepasliaran bernama Orangutan Islands untuk beradaptasi lebih lanjut sebelum akhirnya betul-betul dilepaskan ke alam liar. 

Baca juga: Bangkai orangutan penuh luka mengapung di kanal

Awalnya, Obi dan Elder baru akan dipindahkan ke pulau pra-pelepasliaran pada 2020. 

Rencana dipercepat karena berdasarkan pengamatan dari perilaku di sekolah hutan dan keterampilan serta dari sisi usia, dua orangutan itu dianggap sudah siap melangkah lebih dekat menuju alam liar. 

Orangutan biasanya dilepaskan di pulau pra-pelepasliaran selama enam bulan hingga setahun di mana mereka tetap diawasi seminimal mungkin. 

Sejak 1991 hingga 2002, BOS telah melepasliarkan 700 ekor orangutan. 

Menurut Agus, lama kelamaan mereka kesulitan untuk mencari tempat pelepasliaran karena hutan semakin terbatas. 

Dari 2002 hingga 2012, ada 95 ekor orangutan yang dilepasliarkan di Kalimantan Timur dan sekitar 300 ekor di Kalimantan Tengah. 

Selain melepaskan kedua orangutan tersebut, BSIN juga menyumbangkan ban Bridgestone untuk keperluan kendaraan operasional yayasan BOS di lingkungan hutan konservasi Samboja, Kalimantan Timur, termasuk ban ramah lingkungan Bridgestone ECOPIA. 

ECOPIA ini mampu memberi kontribusi terhadap kelestarian lingkungan berkat hambatan gulir yang rendah sehingga dapat menekan konsumsi bahan bakar, secara otomatis menekan kadar emisi CO2.

Baca juga: IPB dan Universitas Zurich kerja sama penelitian orangutan

Pewarta:
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018