Jakarta,  (ANTARA News) - PT Dirgantara Indonesia (DI) bersama perusahaan manufaktur pesawat global asal Amerika Serikat, Boeing, memperkuat kerja sama dalam rangka mendorong pertumbuhan industri dirgantara nasional.

"Boeing dan industri dirgantara Indonesia telah bekerja bersama selama hampir 70 tahun," kata Presiden Boeing Asia Tenggara, Skip Boyce, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat.

PT DI dengan Boeing juga telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman untuk menjajaki peluang dalam teknologi manufaktur, pemeliharaan, dukungan, pelatihan, dan sertifikasi.

Penandatanganan nota kesepahaman yang terkait juga dengan dukungan pemeliharaan terhadap produk gaya angkat vertikal itu telah dilakukan di Washington DC, AS, pada 29 Agustus 2018.

"Kami melihat memorandum ini sebagai langkah penting untuk mendukung visi Indonesia bagi pembangunan ekonomi saat ini dan dimasa depan serta pertumbuhan sektor kedirgantaraan," kata Skip Boyce.

Sementara itu, Direktur Utama PT DI Elfien Goentoro menyatakan bahwa pihaknya telah menunjukkan kemampuan di bidang desain dan pengembangan pesawat terbang, manufaktur struktur, serta produksi dan layanan untuk pesawat komersial dan militer.

Selain itu, ujar Elfien, PTDI juga telah telah menjadi pemasok untuk Boeing Commercial Airplanes, dan perjanjian ini akan memperluas kerja sama pada bidang militer dengan peluang di bidang kemampuan gaya angkat vertikal.

Hubungan Boeing dengan Republik Indonesia dimulai pada tahun 1949 ketika Garuda Indonesia, maskapai penerbangan nasional, mulai beroperasi menggunakan Douglas DC-3.

Saat ini, pesawat Boeing telah mendapat kepercayaan dari sejumlah maskapai nasional, dan kerja sama dengan Indonesia telah berkembang ke penerbangan komersial, pertahanan, ruang angkasa, serta penelitian dan teknologi.

Pada bidang militer, pemerintah Republik Indonesia juga telah menandatangani surat penawaran dan penerimaan dengan pemerintah AS pada bulan Agustus 2013 untuk delapan helikopter Apache AH-64E, helikopter serang multiperan.

Pengiriman hingga sebanyak ke delapan helikopter tersebut telah diselesaikan pada awal tahun 2018 ini.
Baca juga: Pemerintah buka peluang ekspor pesawat terbang ke Nigeria
Baca juga: PTDI jual CN-235 dan NC-212 ke Senegal dan Pantai Gading

 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018