Saya sudah berupaya maksimal, meski saya akui strategi di lapangan tidak semuanya bisa berjalan. Saya salah posisi pada lap terakhir menjelang finish yakni urutan keenam, dan itu posisi sulit untuk bisa menyalip dalam satu lap terakhir,"
Palembang (ANTARA News) - Harapan tim sepatu roda Indonesia untuk meraih medali emas nomor balap 20 kilometer Asian Games 2018 sirna setelah atlet andalan Muhammad Oky Andrianto harus puas finish di peringkat ketujuh dalam lomba di Jakabaring Sport City, Palembang, Jumat.

"Saya sudah berupaya maksimal, meski saya akui strategi di lapangan tidak semuanya bisa berjalan. Saya salah posisi pada lap terakhir menjelang finish yakni urutan keenam, dan itu posisi sulit untuk bisa menyalip dalam satu lap terakhir," kata Oky seusai bertanding.

Pada final pertama yang berlangsung di lintasan sepatu roda  itu berlangsung pukul 14.00 WIB. Sebanyak 17 atlet turun pada nomor tersebut yang berjarak 20 kilometer atau sebanyak 52 putaran.

Andalan Indonesia Oky dan Tias Andira sebenarnya tampil kompetitif sepanjang lomba, bahkan dalam sepuluh lap terakhir Oky dan Tias  sempat memimpin terdepan menganbil alih pimpinan lomba dari Mishra Amites dari India.

Namun menjelang akhir lomba, pada lap eliminasi ke-58, Tias tercecer dan harus keluar lintasan karena spint paling belakang. Akibatnya Oky berjuang sendirian pada lap terakhir, sehingga tidak bisa menembus barisan di depannya.

Perjuangan Oky untuk menembus tiga besar juga sulit karena cukup rapat, di sisi lain partnernya Tias sudah keluar lintasan.

"Keluarnya Tias jelas sangat berpengaruh, namun itulah yang terjadi dalam pertandingan. Saya sudah berusaha maksimal, namun mereka lebih siap," kata pesepaturoda asal Jawa Timur itu.

Pada lomba itu atlet Korea Selatan dan China silih berganti memimpin di depan. Namun dalam lap terakhir, atlet Chinese Taipei Chao Tsucheng  mengambil momen finis pertama dan meraih emas dengan menyalip  duo Korea, Choi Gwangho dan Son Geunsang yang terpaksan harus puas dengan perak dan perunggu.

Bahkan atlet India Sekhon Harsveer Singh sempat leading pada lap ke-19 dengan unggul sembilan detik, namun akhirnya atlet itu akhirnya kedodoran dan keluar arena pada lap ke-44.

"Sebenarnya kita  sudah mendapatkan ritme, kendati memang keteter di akhir," kata Oki.

Sementara itu pelatih Indonesia, Norman Faisal mengakui kesulitan Oky dalam mengambil posisi jelang finish. Menurut dia ia kesulitan menyalik karena cukup rapat dan sempat terbawa ritme atlet di China Taipei yang ada didepannya.

"Posisinya terbawa ritme atlet di depannya, sehingga sedikit kurang menguntungkan bagi dia di lap-lap akhir, khususnya setekah Tias tereliminasi di lap ke-48," kata Norman menambahkan.

Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018