PBB, New York (ANTARA News) - Krisis energi yang berlangsung di Jalur Gaza menghadapi dampak yang menghancurkan pada situasi kemanusiaan yang memang sudah suram, kata seorang juru bicara PBB pada Jumat (31/8).

"Hari ini, koordinator kemanusiaan (Koordinator Residen PBB dan Koordinator Kemanusiaan bagi Wilayah Pendudukan Palestina), Jamie McGoldrick, menulis surat kepada masyarakat donor untuk memberitahu bahwa Program Bahan Bakar Darurat Bantuan PBB --yang menyediakan bahan bakar penyelamat nyawa untuk mengoperasikan generator cadangan yang sudah siap di pusat kesehatan penting, instalasi air dan kebersihan telah kehabisan dana," kata Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric, dalam taklimat harian.

Baca juga: Palestina kecam ancaman AS jelang pemungutan suara soal Yerusalem

"Jika dana baru tidak segera diterima, kami akan menghadapi potensi bencana kemacetan dalam pengiriman layanan, sedangkan layanan yang diberikan di rumah sakit, klinik, serta pengolahan limbah, instalasi air dan kebersihan akan berhenti," kata Dujarric, yang mengutip McGoldrick, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu malam.

Berdasarkan defisit listrik saat ini di Jalur Gaza, dengan pemadaman listrik sampai 20 jam per hari, setidaknya 4,5 juta dolar AS diperlukan untuk memungkinkan pengiriman sebanyak 1,4 juta liter bahan bakar darurat per bulan guna melanjutkan layanan itu sampai akhir tahun ini.

 

Pewarta: Antara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2018