"Namun, tidak lama kemudian, IHSG berbalik arah ke area negatif karena sentimen positif yang minim"
Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dibuka hanya menguat tipis sebesar 6,95 poin, Senin pagi, diperkirakan hanya sementara karena sentimen positif masih minim.

IHSG dibuka menguat 6,95 poin atau 0,12 persen menjadi 6.025,41. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 1,72 poin atau 0,18 persen menjadi 953,60.

Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa investor yang melakukan akumulasi beli, membuat IHSG bergerak di area positif pada sesi awal perdagangan.

"Namun, tidak lama kemudian, IHSG berbalik arah ke area negatif karena sentimen positif yang minim," katanya.

Menurut dia, arah IHSG yang berbalik itu dikarenakan antisipasi investor terhadap kebijakan perdagangan proteksionisme Presiden AS Donald Trump. Sikap Trump itu dikhawatirkan membuat perang dagang meluas.

Ia menambahkan mayoritas bursa saham global yang cenderung melemah turut membuat pergerakan IHSG kehilangan dukungan. Apalalgi, fluktuasi rupiah juga rentan terdepresiasi terhadap dolar AS.

Kepala Riset Valbury Sekuritas, Alfiansyah mengatakan apabila pergerakan rupiah kembali mengalami tekanan maka secara psikologis dapat membuat pelaku pasar saham panik.

"Akumulasi sentimen negatif baik dari dalam negeri berkenaan potensi rawannya pelemahan rupiah terhadap dolar AS, maupun dari eksternal berkenaan dengan sikap Trump terhadap kebijakan perdagangan, dapat menahan pergerakan IHSG," katanya.

Bursa regional, di antaranya indeks Nikkei turun 85,28 poin (0,37 persen) ke 22.779,86, indeks Hang Seng melemah 123,53poin (0,44 persen) ke 27.765,01, dan indeks Strait Times melemah 9,74 poin (0,30 persen) ke posisi 3.203,74.

Baca juga: IHSG dibuka lebih tinggi 6,95 poin

Baca juga: Kurs rupiah stagnan, bertengger Rp14.689

Baca juga: Kata Pakar, pasar saham AS akan "bullish" lagi

 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018