Kampus adalah tempat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Politik praktis jangan masuk kampus
Karawang (ANTARA News) - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan kampus bukan sebagai ajang berpolitik menjelang tahun politik di Indonesia dalam rangka pemilihan umum mendatang, namun tempat untuk peningkatan mutu pendidikan dan mahasiswa. 

"Kampus adalah tempat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Politik praktis jangan masuk kampus," kata Menteri Nasir, Karawang, Jawa Barat. 

Nasir mengatakan bagi perguruan tinggi negeri yang melakukan kegiatan politik dengan mengatasnamakan kampus maka akan diberikan sanksi termasuk pemberhentian rektor jika diperlukan. 

"Rektor akan mendapatkan SP (surat peringatan). Kalau sudah SP 1, SP 2, SP 3, tapi tidak dindahkan ya diberhentikan," tegasnya. 

Dia juga telah mengatakan kepada Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta untuk mengawasi perguruan tinggi swasta agar bebas dari prakti politik. 

Dia menuturkan kampus adalah tempat untuk meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas mahasiswa, bukan untuk berpolitik. 

Menurut dia, kegiatan berpolitik dapat mengganggu proses pendidikan di lingkungan kampus di tengah berbagai perbedaan pilihan. Oleh karena itu, tidak boleh ada pihak yang menggunakan kampus untuk berpolitik di dalam lingkungan kampus.

"Kalau mau berpolitik di luar kampus, jangan di dalam kampus, jangan gunakan atas nama kamus untuk berpolitik," tuturnya.

Baca juga: Menristekdikti: kampus dilarang tempat ajang berpolitik


 
 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018