Paris, (ANTARA News) - Prancis pada Senin (3/9) menyampaikan "keprihatinannya mengenai serangan besar yang mungkin dilancarkan oleh Pemerintah Suriah dan sekutunya" terhadap Provinsi Idlib di Suriah.

"Serangan semacam itu akan memiliki konsekuensi bencana. Itu akan menimbulkan bencana baru migrasi dan kemanusiaan sebab peristiwa tersebut dapat secara langsung mengancam tiga juta warga sipil yang dihitung oleh Kantor PBB bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan di wilayah itu," kata Kementerian Luar Negeri Prancis di dalam satu pernyataan. Kementerian tersebut menyeru Rusia dan Turki agar membantu melindungi warga sipil.

Idlib, yang terletak di dekat perbatasan Turki, telah dirancang sebagai zona penurunan ketegangan tempat tindakan agresi dengan tegas dilarang sebagai bagian dari proses yang sedang berlangsung di Astana, Kazakhstan.

Namun, selama dua bulan belakangan ini, daerah itu telah menjadi sasaran serangan udara sangat gencar oleh pasukan Rusia dan Pemerintah Bashar al-Assad.

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian --sebagaimana dilaporkan Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa siang-- sebelumnya mengatakan, "Resiko serangan kimi oleh Pemerintah Suriah di Idlib tak bisa dikesampingkan."

Ia menekankan Paris saat ini "sedang mengupayakan penyelesaian (bagi krisis Suriah) bersama Rusia dan Turki".

Kementerian Luar Negeri di Paris juga mengutip pernyataan Presiden Emmanuel Macron pada 27 Agustus bahwa negaranya "akan terus menetapkan garis merahnya mengenai penggunaan senjata kimia dan akan siap bertindak jika penggunaan senjata mematikan tersebut terbukti".

"Dalam setiap kasus, Prancis akan terus bergerak bersama mitranya guna memerangi kebebasan dari hukuman bagi pengguna senjata kimia dan pelaku kejahatan perang atau kejahatan terhadap manusia yang dilakukan di Suriah," kata pernyataan itu.

"Oleh karena itu, Prancis menyeru Rusia dan Turki agar memelihara penurunan kekerasan yang telah mereka jamin di wilayah ini, dengan keprihatinan utama pada melindungi warga sipil."

Kementerian tersebut mengatakan Prancis akan "melanjutkan dialog erat" dengan Rusia dan Turki "serta dengan pelaku utama lain dalam krisis Suriah, guna mewujudkan penyelesaian politik yang melibatkan semua pihak, dapat dipercaya dan berkelanjutan di Suriah".
 

Pewarta: Antara
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2018