Jakarta (ANTARA News) - Warga dan aparat Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) meningkatkan patroli pengamanan sabana di kawasan Gunung Bromo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, tiga hari setelah kebakaran melanda padang rumput berpohon di gunung itu..

Kepala BBTNBTS Jhon Kenedie dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu, mengatakan peningkatkan patroli ditujukan untuk mencegah kebakaran berulang.

Jhon mengatakan kebakaran sabana pertama kali terpantau Sabtu (1/9) pukul 09.45 WIB oleh anggota patroli yang terdiri atas personel TNBTS dan mitra taman nasional.

Titik api berawal dari blok Plentongan Resort Pengelolaan Taman Nasional (PTN) Tengger Laut Pasir yang berbatasan dengan Blok Jemplang Resort PTN Wilayah Coban Trisula.

Petugas gabungan dari TNBTS dan 15 warga kemudian segera bergerak melakukan upaya penanganan pendahuluan agar api tidak menyebar meluas, kata Jhon.

Namun upaya pendahuluan belum berhasil melokalisir api sehingga BBTNBTS kemudian mengerahkan tim bantuan yang meliputi 83 orang dari  TNBTS, Masyarakat Mitra Polhut (MMP), Masyarakat Peduli Api (MPA), Polsek Poncokusumo dan warga sekitar. Tim ini didukung lima mobil, dua kendaraan roda tiga, dan sembilan kendaraan roda dua.

"Kesulitan utama dari proses pemadaman yang belum berhasil adalah faktor bahan bakar yang sudah sangat kering, elevasi topografi berupa lereng dengan kemiringan 45 sampai dengan 60 derajat, dengan dominasi serasah size 80 sd 150 cm (85 persen), disamping jenis lain yaitu cemara gunung dan akasia (15 persen)," kata Jhon.

Upaya pengendalian kebakaran sabana hari kedua, Minggu (2/9), mendapat dukungan 320 personel dari Polres Malang Kepanjen, Perhutani, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Tagana, TNI, dan warga.

Mereka disebar ke Jemplang, Watu Gede, dan Savana Teletubies (kaki Jenggot) dengan dukungan lima Bigbon, dan satu kendaraan pengangkut air berkapasitas 4.000 liter.

Berdasarkan Hotspot Information Land Forest Alert Satelit LAPAN, pada 1 September terlihat delapan titik panas di kawasan itu, pada Minggu siang (2/9) titik panas bertambah menjadi 274, yang menurun menjadi 191 pada Minggu malam.

Pada Senin pagi (3/9), terpantau titik panas sudah jauh menurun menjadi 15 dan kemudian titik api semakin menurun sehingga tersisa enam titik menjelang siang.

Jhon menyebut perlunya langkah strategis untuk mencegah kebakaran berulang, salah satunya melalui koordinasi antar pemangku kepentingan terkait serta peningkatan sarana pengendalian kebakaran hutan berupa mobil pengangkut air, pompa penyemprot air, dan peralatan manual mekanik lain yang sesuai dengan topografi TNBTS.

"Selain itu, perlu adanya pemberdayaan mitra masyarakat dan memotivasi personel TNBTS sebagai Leading Inovation dan Leading Creator pengendalian kebakaran hutan di kawasan TNBTS," katanya.

Baca juga:
Kebakaran kawasan Bromo berhasil dipadamkan
Jalur Malang ditutup, wisatawan bisa ke Bromo lewat Pasuruan dan Probolinggo

 

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018