Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore masih dibayangi tekanan dengan bergerak ke posisi Rp14.922 per dolar AS.

"Pelemahan rupiah sebenarnya masih bisa diterima dan wajar. Pergerakan negatif mata uang bukan hanya di Indonesia tetapi juga di negara berkembang lainnya," ujar Analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong di Jakarta, Rabu.

Dalam beberapa waktu ke depan, lanjut dia, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih akan dibayangi tekanan di tengah minimnya sentimen positif yang beredar di pasar.

"Mata uang utama dunia pun dalam tren negatif terhadap dolar AS," ucapnya.

Ia optimistis sejumlah kebijakan yang akan dilakukan pemerintah salah satunya dengan melakukan pembatasan impor terhadap 900 jenis barang konsumsi dapat menurunkan defisit neraca pembayaran.

"Dengan begitu, pelaku pasar akan kembali melirik Indonesia sebagai negara dengan fundamental ekonomi yang baik," katanya.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini (5/9/2018), tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp14.927 dibanding sebelumnya (4/9/2018) di posisi Rp14.840 per dolar AS.

Baca juga: Presiden Jokowi: Ekspor dan investasi kunci perkuat fundamental ekonomi
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2018